Aktifkan posyandu di level RW, pastinya sangat bagus bagi tumbuh kembang anak. Ini adalah hak dasar bagi anak yakni mendapatkan pelayanan terbaik selama masih berada di kandungan, menyusui, baduta, batita, Balita, termasuk kesehatan ibunya.Â
Sangat jarang seorang ibu yang membawa bayi atau ibu hamil ditemani sama ayahnya atau suaminya saat mau berangkat ke posyandu, rata-rata ya berangkat bersama dengan ibu-ibu yang lain, janjian lalu berjalan bersama-sama.
Saat pulang pun jarang suaminya bertanya, bagaimana kesehatan bayi dan kesehatan ibunya, jika ibunya bilang baik dan sehat, tanpa ada penjelasan detailpun, sang suami hanya pasrah dan tidak merasa bersalah. Apalagi suruh menghafalkan kapan jadwal imunisasi pada anaknya, maka jarang suami yang hafal apa saja jenis imunisasi dan apa manfaatnya jika anak sudah diimunisasi.
Betapa pentingnya pengetahuan seorang ayah dan ibu untuk gizi, untuk kesehatan lingkungan dan ragam persoalan kesehatan ibu dan anak. Bahkan Memastikan Air susu ibunya diberikan kepada sang buah hati saat baru melahirkan hingga 6 bulan kadang tergoda dengan susu formula.Â
Sepertinya perlu ada informasi kepada sang Ayah atau Simbah Kakung dan Simbah Putri, karena jika mereka tidak paham ASI maka dampaknya cakupan ASI di desa pun tidak bisa terwujud 100 persen, bahkan masih ada praktek pemberian pisang saat usia 2 bulan hingga 6 bulan, padahal anjurannya hanya di kasih ASI saja sudah cukup.Â
Padahal posyandu adalah garda terdepan awal dalam kesehatan keluarga, bagaimana kader posyandu, para bidan dan tenaga gizi serta tenaga kesehatan lingkungan hadir untuk mengecek dan membantu mengontrol kesehatan ibunya, bayinya dan balitanya. Semuanya dilakukan untuk menjadikan semua anak sehat, ceria dan berakhlaqul karimah.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI