Orang yang sukses pada menghargai waktu dengan baik, mereka bisa membagi waktunya untuk apapun dan bermanfaat bagi dirinya, orang lain, dan keluarganya, serta umat. Disinilah kita harus selalu mengelola waktu yang ada dengan baik. Kalau ada MC bilang kepada Bapak Faqih, waktu dan tempat dipersilahkan, maka itu orang yang disebutkan tidak usah maju, karena salah kaprah, kenapa dikatakan salah kaprah, karena waktu dan tempat yang dipersilahkan, kenapa tidak mengatakan, kepada Bapak Fahmi dengan segala hormat, dipersilahkan untuk memberikan kata sambutan.Â
Pandemi covid-19 ini benar-benar kita harus membagi waktu yang sangatlah penting, apalagi misalkan ada beberapa pertemuan dengan waktu yang sama, mungkin ada beberapa orang yang bisa membagi waktunya untuk menyampaikan pemikirannya dengan rentang jarak yang jauh namun ilmunya bisa tersampaikan, ya lewat zoom meeting inilah, urusan yang biasanya harus tatap muka dengan pertemuan virtual bisa sehari menjadi banyak narasumber, tentunya harus dibagi waktu agar tepat dalam menyampaikan, jika tidak tertib maka tidak bisa menyampaikan di tempat laoin.Â
Bahkan ada juga peserta yang memanfaatkan pertemuan virtual dengan banyak sesi acara, maklum punya fasilitas yang cukup, misalkan di tempat kerjanya punya PC 3 yang bisa diakses internet semua, mereka bisa mendengarkan semua dalam waktu yang sama, tapi yang seperti ini butuh talenta yang tinggi, dan dipastikan ada satu yang prioritas dan sisanya adalah menjadi peserta, namun kalau jadi narasumber semua sepertinya tidak bisa, karena semuanya juga butuh konsentrasi.Â
Bagi seorang ulama yang sudah terkenal, maka waktu sehari ini sangatlah penting dibagi, untuk ibadah, untuk mengamalkan ilmunya, mendampingi anaknya untuk belajar, serta bisa berbagi waktu istirahatnya, makanya tidak merasakan sehari lelah, karena kesibukan yang luar biasa, dan merasakan bahwa hari kok cepat berganti, usia cepat bertambah, berarti usia untuk kontrak dengan maha pencipta juga sudah mendekatinya.Â
Bagi seoarang dosen pun harus tertib dalam mengajarkan ilmunya, karena ilmunya harus disampaikan kepada mahasiswanya, mereka harus berbagi waktu dan harus tegas, saat waktu mengajar ya utamakan mengajarnya, saat mau menulis ya dia usahakan waktu menulisnya, saat dia membaca juga mengupayakan bacaan yang dipilih termasuk saat melakukan studi kajian pun harus menyediakan waktu dan tenaga untuk bekerja dalam kajian tersebut, bahkan saat menuliskan sebuah laporan atas kajian yang dilakukan juga harus menyiapkan bahan dan naskah agar apa yang sudah dikerjakan ini akan menghasilkan manfaat untuk orang lain.Â
Kesibukan seseorang tentunya akan menjadi persoalan baginya dalam membagi waktu, dan pastinya ada waktu yang terkadang dikalahkan, bisa saja waktu bermain atau waktu santainya tidak ada, semua digunaka untuk mengajarkan ilmunya kepada masyarakat, seperti hanya seorang kyai yang sudah menjadwalkan di kalendernya untuk mengisi mutiara hikmah, dari satu desa sendiri, atau desa antar kabupaten, atau desa diluar provinsi, semuanya pasti harus dikelola dengan baik, begitu pentingnya terkadang untuk persoalan istirahat agar badan rilex aja tidur di mobil atau di pesawat, bahkan saat sakitpun tidak terasa, kecuali sakit yang berat.Â
Begitu pula dengan dokter spesialis jantung, dimana di tiga Kabupaten/Kota tersebut tidak ada dokter spesialis jantung, mereka sangat dibutuhka, maka mereka harus membagi waktunya, kadang waktu dengan keluarga terkalahkan, karena pasien yang periksa pun semakin banyak, apalagi penyakit degeneratif bagi manusia tren nya semakin meningkat, seperti jantung, obesitas, kencing manis, kanker dan ginjal serta penyakit lainnya menjadika para dokter yang ahli di bidangnya ini menjadi laris manis, ilmunya benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat, mau reuni saja susah yaluar biasa apalagi mau menjawab WA group yang banyak, rasanya tidak sempat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H