Salam Literasi Kompasianer
Meliput sebuah informasi yang nanti di-publish dalam bentuk human interest atau cerita menarik yang bisa menjadikan motivasi bagi orang lain dibilang gampang-gampang susah, bagi mereka yang biasa menulis ini akan suka dengan tantangan liputan ini.
Sangat berbeda cara penyajian dan gaya bahasa yang digunakan, semakin kita pernah menemuinya dan melakukan wawancara langsung dengan narasumber apalagi jika bisa menggali informasi dengan akurat dan detail maka akan mendapatkan hasil yang lebih luas dan mendalam tentunya kaidah penulisan jurnalistik harus ditaati terutama 5W+1H.
Menulis Human Interest GKB
Penulis mencoba melatih para kompasianer untuk menulis liputan tematik human interest di bidang pendidikan, dengan kisi-kisi menulis human interest sebagai berikut: Ambil contoh membuat Human Interest (HI) tentang Anak Tidak Sekolah kembali bersekolah, maka yang dijadikan dasar awal adalah:
1. Buat Judul yang menarik
2. Mintakan identitas anak tersebut yang mau di liput, bisa waktu sekolah, waktu belajar dengan orangtuanya, atau waktu belajar di PKBM/saat pulang dari sekolah/saat menerima bantuan.
3. Untuk Foto Human Interest: Fotografi human interest (HI) adalah potret dari kehidupan seseorang yang menggambarkan suasana/mood dan menimbulkan simpati dari orang yang melihatnya. Human interest biasanya dibuat dengan candid, yaitu orang yang dipotret tidak merasa difoto, tidak diarahkan oleh fotografer/penata gaya sehingga berkesan alami dan orisinil.Â
Jika diarahkan dan setting lampu, special effect, atau olah digital/manipulasi secara berlebihan, jadinya hasil foto lebih cocok masuk dalam kategori portrait atau conceptual photography.
4. Ceritakan kebiasaan anak tersebut, di lingkungan, di keluarga, di sekolah dan saat berangkat sekolah, termasuk latar belakang orang tuanya.
5. Bagaimana Anak itu melihat program GKB ini suruh ceritakan pengalamannya, bagaimana sekolah/pesantren/madrasah memperlakukan anak GKB di sekolahnya.
6. Bagaimana Anak melihat pendamping ATS saat mengajak, mengantarkan, dan mendampingi selama ini.
7. Bagaimana komentar orangtua ATS setelah anaknya ini kembali bersekolah.
8. Bagaimana komentar Kades setelah ada ATS di kembalikan.
9. Bantuan yang diterima ini dari mana saja, APBD, Dana Desa, atau CSR.
10. Mintalah pesan dari orangtuanya atau dari anak yang diliput untuk pesan bagi temannya yang belum sekolah agar kembali bersekolah.
11. Ceritakan runtutan awal berhenti sekolah kemudian ketemu dengan seseorang yang mengajak kembali bersekolah, syarat apa saja yang diminta, dan adakah kendala atas persyaratan yang ada. apa yang dilakukan jika ada kendala.
Begitu kisi-kisi menarik yang bisa dijadikan awal dalam melatih sensitifitas tulisan melalui penulisan human interest.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H