Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Monitoring ATS Saat Pandemi Covid-19 Se-Indonesia

14 September 2020   10:31 Diperbarui: 14 September 2020   10:36 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Direktur PMD Kemendesa PDTT-RI, Moh Fachri pada tahun 2019 ada 4,3 juta siswa yang putus sekolah di berbagai jenjang, data ini berasal dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappernas). Sedangkan data BPS, persentase penduduk miskin di masa pandemi covid-19 mengalami kenaikan. Persentasei penduduk miskin per marert 2020 sebesar 9,78 persen atau naik 0,56 persen. Naiknya angka kemiskinan berpotensi pada angka putus sekolah.

Permasalahan yang muncul adalah belum tersedianya data dan peta informasi berbasis rumah tangga untuk anak yang rentan anak putus sekolah (ATS) dan anak berisiko putus sekolah (ABPS) pedesaan di masa pandemi. selain itu belum ada upaya pemetaan potensi resiko putus sekolah dari kelompok masyarakat tidak mampu berbasis desa, selain ini bahwa prioritas pendidikan menjadi fokus di tahun 2021 untuk dana desa, merujuk pada tujuan pembangunan global.

FOkus SIPBM di masa pandemi covid-19 adalah mengembangkan kembali SIPBM untuk melakukan monitoring sebagai dampak pandemi corona di seluruh provinsi,  411 Kabupaten dan 1235 Desa. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan seperti pengembangan instrumen, penyusunan panduan dan modul, sosialisasi untuk provinsi, pelatihan untuk Kabupaten dan Desa, Pendataan, Pelaporan hasil pendataan dan desiminasi hasil pendataan.

Pembiayaan kegiatan ini berasal dari Hibah UNICEF seperti penyusunan panduan dan modul, sosialisasi, pelatihan pelaku SIPBM di masa pandemi, dan pelaksanaan pendataan, dalam hal kegiatan diluar kegiatan utama seperti sosialisasi, pelatihn pelaku bisa berasal dari APBD Provinsi, APBD Kabupaten dan Dana Desa.

Hasil yang diharapkan dalam pasca pendataan monitoring untuk mendorong adanya respon dari para pemangku kepentingan untuk memanfaatkan sebagai salah satu rujuakn dalam penyusunan stragegi penangnaan ATS dan ABPS, Pelaksanaan pendataan di sejumlah desa terpilih diharapkan menumbuhkan inisiatif pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Desa untuk melakukan replikasi pendataan SIPBM.

Hari ini pelatihan monitoring ATS Saat pandemi covid-19 resmi dibuka, dan dengan demikian dalam waktu selanjutnya maka para pelatih SIPBM yang mengikuti pelatihan panduan monitoring ATS dengan SIPBM nantinya akan melakukan kegiatan pelatihan hingga tingkat desa dimana desa terpilih.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun