Bukit kalah dengan besi, besi kalah dengan air. Ini maksudnya saat bukit di papras dengan alat berat jadilah lahan yang luas akhirnya bisa dibangun rumah, termasuk bangun sekolah atau fasilitas bangunan yang lain.
Membangun rumah diatas paprasan bukit, tentunya bagi tukang bangunan menjadi tantangan tersendiri. Karena pondasi agak susah untuk memasang cakar ayam dan ranjangan besi.Â
Namun kelebihannya adalah kekuatan rumah pada akhirnya semakin baik karena ada kandungan bebatuan yang tentunya akan kuat jika sudah dibangun berbeda dengan rumah yang  berlumpur atau di daerah tanah biasa.Â
Pembangunan memang diperlukan, memang ada pengaruh bila bukit dipapras lalu berubah fungsi untuk perumahan, resapan air akhirnya tidak maksimal, padahal  keselamatan lingkungan dan masyarakat tidak boleh diabaikan. Pembangunan harus tetap ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Kita harus mewarisi lingkungan yang baik untuk anak cucu kelak, bukan malah membebani mereka dengan masalah krisis air, banjir, longsor, dan bencana alam lainnya karena kelalaian saat ini.
Semakin banyak pembangunan perumahan atau pembangunan jalan dan proyek nasional tentunya akan banyak gunung atau bukit yang di papras, alih fungsi hutan semakin melus padahal secara dampak jelas akan terasa tentunya saat musim penghujan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H