"Pelayanan Pendidikan bagi Keluarga Miskin harus diprioritaskan, dengan cara Dana Desa mengalokasikan untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan meringankan bagis siswa yang lain, sehingga mereka bisa tamat belajar sampai SMA/SMK/MA. Selain itu Desa juga harus memperhatikan pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin, misalkan dengan membuat beberapa momen pelayanan kesehatan gratis di pedukuhan, mobil siaga disiapkan, termasuk melakukan inovasi mobil siaga warga tiap dukuh dengan mendata siapa saja yang siap untuk kendaraanya dijadikan sebagai mobil siaga," katanya.
Selain itu, Ulum juga memberikan pandangan bahwa penyediaan prasarana dan sarana desa juga harus ditingkatkan, misalkan dengan mendukung kegiatan pertumbuhan ekonomi keluarga miskin di perdesaan, irigasi di tatani, jalan dan jembatan diperbaiki, sarana air bersih mutlak ada, dan penumbuhan beberapa kelompok pelaku usaha di pedukuhan, termasuk menumbuhkan pasar desa melalui sentuhan bumdes.
Bukan hanya itu saja, ulum juga memberikan input kepada desa ini, yakni tetap melakukan upaya perlindungan sosial, kategori penerima bantuan sosial juga harus selektif, dan tepat sasaran, Puksesos yang ada harus dilibatkan dengan baik termasuk mendapatkan perhatian pada aspek regulasi dan anggaran operasional.
Termasuk peningkatna kesempatan berusaha, kali ini tim jala nangkis mencoba untuk berbagai ilmu dan membantu produk dukuh pilang sari yakni potensi usaha Tenda dibuatkan media promosi dan juga marketing online, sehingga ke depan ada efek yang signifikan dalam perkembangan ekonomi ini, pastinya dengan potensi usaha tenda dan pengrajin sepatu kulit, bisa memberikan dampak yang kentara untuk pertumbuhan ekonomi warganya, namun tetap memanfaatkan potensi SDM dan SDA yang ada di desa tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H