Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Virtual Diskusi Menjadi Model Pembelajaran di Sekolah

14 Juli 2020   11:07 Diperbarui: 14 Juli 2020   10:59 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagian orang tua yang mempunyai anak sedang sekolah, mendapatkan informasi bahwa pembelajaran saat new normal dengan pola daring, di mana pembelajaran menggunakan aplikasi google classroom, WA group dan aplikasi lain yang membantu bagi anak untuk meminimalisir beban kuota internet. 

Bagi orang tua menjadi catatan sendiri, sebagian memaklumi karena ini bagian dari pola pembelajaran saat masih pandemi corona, sehingga meminimalisir tatap muka di sekolah, sebagian lainnya mengalami kebingungan apa yang harus dilakukan, apalagi jika orang tuanya memiliki latar belakang pendidikan lulus SD/belum tamat SD. 

Bagi anak yang belajar di Pondok Pesantren mestinya juga menjadi tantangan tersendiri, karena institusi ponpes juga harus menyiapkan fasilitas wifi agar memudahkan bagi anak bisa mengakses internet lewat wifi yang ada, atau secara mandiri berlangganan kuota internet, ini menjadi persoalan serius tentunya, karena terkadang di lingkungan ponpes juga ada kebijakan yang tidak mengijinkan santri membawa handphone, sedangkan era sekarang ini harus digitalisasi. 

Ponpes juga harus menyiapkan fasilitas ruangan dimana ada sarana komputerisasi yang memudahkan bagi peserta didik terhubung dengan institusi pendidikan, jika santri ini ribuan, mestinya akan menjadi persoalan serius bagi pihak kelembagaan pondok pesantren apalagi era pembelajaran adalah online.

 Anak harus diawasi secara maksimal, apalagi mereka terhubung dengan akses internet, tentunya ada sisi positif dan negatif saat mengakses internet, dan harus ada pembatasan jadwal untuk berselancar di dunia maya. 

Mas Eko Rahardjo salah satu guru SMP Negeri 2 Brebes mengatakan, bahwa pembelajaran daring sudah dimulai sejak kemarin senin, siswa harus terhubung dengan guru kelasnya dan guru mapel, mereka akan diberikan tugas lewat WA group dan anak akan diberikan informasi aplikasi di google classroom sesuai dengan tutorial dari guru mapelnya. 

Selain itu, anak harus mengerjakan tugas dari guru mapel dan informasi dari guru kelas, lewat foto lalu dikirim kembali ke Group kelas, sehingga kehadiran dan tugas menjadi penilaian tersendiri dari guru mapel dan kelasnya yang mendampinginya. 

Sementara di MTS Negeri 2 Brebes Makrus mengatakan, bahwa dilevel guru pun sekarang sedang mengikuti pelatihan daring sesuai dengan regulasi di jaringan kementerian agama. 

Ini dilakukan untuk memberikan peningkatan kapasitas guru, sehingga saat melakukan tutorial dengan peserta didik sesuai dengan regulasi yang sudah disepakati di level Jawa Tengah. 

Tentunya pihak sekolah, guru kelas dan guru mapel harus menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan seiring dengan perkembangan anak juga harus sabar untuk memonitor siswanya agar aktif belajar dan mau belajar sesuai dengan tingkat pendidikannya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun