Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Musim Rob, Hasil Tangkapan Nelayan Berlayar adalah Rajungan

26 Juni 2020   07:49 Diperbarui: 26 Juni 2020   08:01 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok borneonews.co.id

Sebulan ini para nelayan yang berlayar mendapatkan rajungan, wajar jika omset tiap bulan bisa mencapai puluhan juta rupiah. Musim rob yang terjadi di pantura ternyata memberikan keuntungan bagi para nelayan yang mencari ikan, dan rata-rata yang didapatkan adalah rajungan.

Rajungan itu berbeda dengan kepiting, karena rajungan bentuk tubuh yang lebih ramping dengan capit yang lebih panjang dan memiliki warna yang menarik pada kerapasnya. 

Rajungan hanya hidup pada lingkungan air laut, dan tidak dapat hidup pada kondisi tanpa air, sehingga dapat mudah dibedakan mana kepiting bakau dan mana wideng dari melihat warna dari karapas dan jumlah duri yang ada pada karapasnya.

Kemarin dapat rajungan tiga dari teman atas hasil tangkapan laut, di mana sebagian rajungan dijual kepada pabrik rajungan yang nanti diolah untuk keperluan ekspor, dan sebagian adalah rijek, rijek ini artinya rajungan tersebut karena kakinya putus, atau beberapa kerapasnya tidak sempurna, sehingga masuk nominasi rijek.

Wah saya kebagian rijek, tapi karena rajungan capitnya besar, sehingga saat dinikmati dagingnya sedikit lentur, dan rajungan yang bagus adalah saat baru datang dari pengepakan di pelabuhan atau kapal, kemudian langsung dimasak, masih seger, dan rasa amisnya tidak begitu menyengat, tapi kalau sudah beberapa hari di taruh di kulkas, sebaiknya rajungan itu di cuci lalu direbus dulu, jika anda mau dibuatkan bumbu caos tiram pastinya semakin menambah nafsu makan anda.

Bagi mereka yang mempunyai usaha pengupasan rajungan, maka perempuan lah yang banyak dibutuhkan, sedangkan suaminya pergi berlayar mencari ikan, dampaknya ya di anak-ana yang ditinggalkan oleh ibunya, sehingga mereka terkadang kurang perhatian pada bidang pendidikan.

Kalau belum biasa makan rajungan, maka mencari daging rajungan saja agak susah, tapi bagi yang sudah ahli atau hobi kuliner rajungan pastinya akan mudah mendapatkan cara mencari daging rajungan dan cara memakannya, untuk yang ini saya belum ahli, sehingga harus mencari cara yang cepat dengan pakar pengupasan rajungan saat sudah matang.

Melihat pengupasan rajungan saat di Pemalang 15 tahun yang lalu, kelihatannya mudah karena cuma melihat saja, tapi kalau suruh praktek ternyata susah. Butuh ketelitian dan ketrampilan yang serba cepat dan sabar. Kalau belum praktek pastinya belum ahli. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun