Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Belanja Kado Lebaran, Anak Pilih Marketplace, Ayah Pilih Langsung

13 Mei 2020   11:40 Diperbarui: 13 Mei 2020   13:52 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Marketplace dan toko online adalah sebuah produk E-Business dan menjadi role model revolusi industri 4.0, sehingga siapapun yang hidup di zaman ini ya harus siap dengan model transaksi seperti ini, yang tidak paham ya harus belajar, yang belum paham ya harus bertanya kepada yang paham, dan yang paham bisa beramal ilmunya dengan menyebarluaskan ilmunya agar bermanfaat. 

Marketplace secara tidak langsung sebenarnya menguntungkan perusahaan yang bermodal besar, wajar saja jika kemampuan mereka untuk melakukan discount ataupun banyak tawaran khusus dan tingkat kepercayaan dari pelaku usaha semakin banyak, tapi kalau masalah terkait keamanan situsnya, memang tidak semua aplikasi di dunia maya ini aman, karena kemampuan seseorang pastinya ada yang bisa meretas dan ragam pernak pernik digitalisasi. Marketplace sebagai hulu dan hilirnya adalah para pelaku usaha, jika ini dilakukan maka akan ada pertumbuhan ekonomi yang saling menguntungkan, sehingga transaksi bisnis saling menguntungkan antara pemilik produk, dan perusahaan yang menyediakan aplikasi ini. 

Begitu pula dengan toko online yang sekarang mulai diminati oleh pemilik usaha, mereka tidak ingin ketergantungan dengan aplikasi situs terkenal, lebih baik membuat situs sendiri, dan bermodal sendiri sehingga saat kepercayaan pembeli naik, maka secara otomatis website tersebut menjadi rekomended baginya, dan akan pembeli akan menyimpulkan atas produk yang sudah dibeli, penjual pun harus selalu aktif dan online 24 jam, dan tepat waktu termasuk tidak cacat dalam sebuah transaksi. 

Dokpri
Dokpri
Walaupun ada kendala disana sini, namun inilah era digitalisasi yang harus diikuti oleh siapapun untuk menambah income pendapatan, mereka mencoba memangkas model transaksi tradisional dan diwujudkan dalam dunia digitalisasi, sehingga ongkos semakin murah, pembeli tidak usah datang ke toko, tinggal pilih sesuai selera yang ada di deskripsi barang, jika cocok maka langsung transaksi di lakukan, saat barang datang, tentunya akan ada umpan balik atas produk tersebut, pembeli bisa memberikan kritik dan saran atas produk yang dibeli. 

Semua ada sisi keuntungan dan kelebihan antara menggunakan bisnis dengan penyedia markeplace atau toko online dengan model offline. Suka dan duka pasti ada, misalkan membeli roti donat, jika kita beli lewat kiriman online bisa saja, karena di aplikasi seperti gofood atau sejenisnya menawarkan paket yang ada di aplikasi, anda sudah merasa percaya, lalu beli, dan pihak jasa kirim dipercayakan kepada pihak gojek untuk mengirimkannya. Seperti ini juga dilakukan oleh para pebisnis usaha kecil, ada yang menggunakan aplikasi website sendiri ataupun memasang di aplikasi marketplace atau toko online lalu istrinya yang jaga aplikasi, kemudian suaminya yang kirim paket tersebut, biar keuntungan bisa untuk mencukupi kebutuhan keluarga. 

Dokpri
Dokpri
Begitu saat kita lebaran, saat pandemi seperti ini, bagi yang merasa tidak khawatir dengan pandemi, mereka lebih tertarik beli langsung atau offline di toko sembako atau pergi ke mall atau supermarket modern untuk beli kado lebaran, mereka bisa hitung sendiri berapa paket yang akan di beli, tentunya mereka juga harus siap dengan mobil untuk membawa paket lebaran tersebut, kalau tidak ada ya bayar ongkos becak untuk biaya kirim ke lokasi, jika tidak ada becak, ya nanti bisa order go car atau grab mobil untuk mengantarkan produk yang dibeli tersebut, bahkan ada yang sengaja bawa tosa atau becak motor untuk angkut barang paket lebarannya. 

Namun bagi mereka yang ingin kado lebaran via online ada juga yang model menawarkan transaksi paket lebaran lewat WA lalu dikirimi nama produk, Harga produk dan silahkan nawar produk tersebut. Proses jual beli ada produk, ada harga dan barang bisa dilihat di gambar, jika cocok nanti komunikasi cara pembayarannya, bisa saja paket dikirim ke pembeli langsung, dan bayar langsung di lokasi atau rumahnya, anda tinggal duduk manis dirumah, semua produk yang dipesan akan diantar, saat dilokasi ternyata ada perbedaan informasi, bisa diselesaikan antara pembeli dan penjual, berbeda dengan model penjuala online di toko online. 

Dokpri
Dokpri
Sekarang anda pilih mana kira-kira untuk membeli produk paket lebaran, tetap gaya tradisional, via WA atau Via toko online atau marketplace, tentunya ada konsekuensi tersendiri, inilah zamana revolusi industri 4.0 saatnya warga untuk melek teknologi dan memanfaatkan teknologi dengan baik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun