Dijelaskan lagi tentang nafsu, kyai subhan menambahkan, Beribadah kepada Allah Subhanahu Wata'ala itu baik, akan tetapi bila niatnya karena nafsu, maka ibadah itu bisa berubah menjadi maksiat. Sedekah itu ibadah sosial yang baik. Namun bila sedekahnya dipamerkan, menjadi riya. Sedangkan pamer amal sholih dilarang agama.
Seharusnya, marah, bertindak dan diam itu karena Allah Subhanahu Wata'ala. Imam al-Ghazali mengatakan: 'Ikhlas itu bila kamu diam atau bergerak, hanya karena Allah'. Beribadah karena Allah, meninggalkan maksiat juga karena-Nya. Begitu pula mendukung tokoh fulan semestinya karena Allah, menolak dukungan kepada tokoh fulan, juga semata-mata atas alasan agama.
Syekh Ibnu Athoillah al-Sakandari mengingatkan, nafsu itu bukan hanya bermain-main di 'wilayah' maksiat. Tetapi, nafsu  juga bermain dalam ibadah seorang Muslim. Bahkan, nafsu yang menyusup ke dalam ibadah itu lebih sulit dikenali, daripada nafsu yang mendorong maksiat. Sehingga, menghilangkannya pun lebih susah.
Dihari kiamat lisan akan menjadi saksi atasa perbuatan yang dilakukan di dunia, pada hari puasa dikunci baik mulut, tangan dan kaki, agar tidak melakuka  maksiat. Kullukum ro'in, wa kullukum mas-ulun 'an ri'iyyatihi, yang artinya setiap pemimpin baik laki-laki atau perempuan itu akan diminta pertanggungjawabannya.Â
Peliharalah matamu dari empat perkara yaitu,Â
1. Melihat yang bukan mahrommu,
2. Melihat gambar bagus dengan syahwat
3. Melihat orang muslim dengan pandangan meremehkan
4. Melihat aib seorang muslim.
Semua organ tubuh yang dibentuk oleh Allah SWT, Seperti telinga, mata, lidah, perut, tangan dan kaki , itu harus dihindari dari maksiat, karena neraka jahannam punya 7 pintu. Jika telinga itu digunakan untuk kebaikan maka akan menjadi sebab kebaikannmu tapi jika sebaliknya telinga malah untuk mendengarkan keburukan maka akan menjadi keburukanmu.Â
Pengajian ini juga bisa di simak di Radio Singosari FM Brebes dan Top FM Bumiayu serta channel Fb dan youtube di cmp assalafiyah.Â