Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Seperti Apa Wujud Jihad Ekonomi?

26 April 2020   17:50 Diperbarui: 26 April 2020   17:50 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Live Radio Via Streaming ( Dok Amad)

Diceritakan oleh KH. Subhan Makmun dalam Pengajian Kitab Bidayatul Hidayah, Minggu 26 April 2020 disebutkan bahwa pernah kedatangan Gurunya ( Habib Lutfi Bin Yahya Pekalongan) di rumahnya, dalam pertemuan tersebut, guruya bertanya kepada muridnya. Sang murid sebelumnya sudah mutholaah Kitab Uqudul Juman, Bab Nafyil Maudu' Hal : 141, Cet : Haromain. 

Intisari Tanya Jawab : 

Guru ( Habib Lutfi) : Kyai Subhan, Kyai Subhan, tolong carikan hadits atau kitab apa yang menjelaskan tentang Jihad Ekonomi.
Murid ( KH. Subhan Makmun) : Ada Abah, di Kitab  Uqudul Juman, Bab Nafyil Maudu' Hal : 141, 

Guru : Bunyinya seperti apa kyai subhan

Murid :  " Bukanlah dinamakan jihad pukulan seorang laki-laki dengan pedangnya, akan tetapi hakikatnya yang dinamakan jihad adalah orang-orang yang mengangkat harkat dan martabat kedua orang tua, anak-anaknya dan dirinya sendiri dari meminta-minta kepada orang lain ", itulah makna jihad Ekonomi. 

Guru : Terima kasih kyai subhan. 

Ada makna tersirat dari jihad ekonomi, disebutkan oleh KH Subhan, bahwa bukan mengangkat pedang atau berperang sesungguhnya jihad itu, tapi kalau kita mendidik anak menjadi anak sholeh, kemudian merawat orang tua kita yang sudah lansia sehingga dia tidak merasakan kelaparan atau kesusahan, untuk bisa makan bersama dengan anaknya dirumahnya anak kandungnya secara bergantian, termasuk ketika orang tua mendidik anak agar anak tidak nakal dan tidak berbuat maksiat, ini adalah bagian dari jihad ekonomi yang sesungguhnya. 

Banyak orang tua yang sudah usia lansia, kemudian anaknya tidak mau menerima orang tuanya karena dianggap beban hidup bagi nya, terkadang mantunya tidak rela jika ada orang tua kandungnya menginap di rumahnya apalagi saat itu orang tuanya sakit menahun dan harus dirawat sedemikian rupa, sehingga dianggap menyusahkan saja saat bersama di rumahnya. 

Selain itu, ada juga orang tua yang cuek terhadap nasib anaknya, mereka putus sekolah atau tidak sekolah dibiarkan, nasib anak ini menjadi tidak beruntung disaat remajanya hingga dewasa, karena pendidikan yang didapat tidak maksimal, akhirnya anak juga menjadi beban negara, belum lagi kalau kemudian anak ini masuk ke golongan anak punk yang terkadang sulit untuk diatur dan tidak mau sekolah atau mengenyam pendidikan, ini adalah realita jihad ekonomi. 

Dok Ulil Absor Ponpes Assalafiyah Brebes
Dok Ulil Absor Ponpes Assalafiyah Brebes
Jihad ekonomi yang dikutip dari tulisan badri tamam di portal assalafiyahbrebes.com artinya berjuang mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan diri sendiri dan orang yang wajib dinafkahi dengan harta yang halal, bukan artinya mengumpulkan harta dunia sebanyak-banyak tanpa memperdulikan dari mana asal harta tersebut, karena manfaat makan harta halal ada 3 :
1). Semangat dalam beribadah
2). Keturunan yang sholeh
3). Dilapangnnya rizqi

Marilah kita selalu menjalankan jihad ekonomi dengan penuh keikhlasan, dan jangan meninggalkan generasi dhoif, sesungguhnya sangatlah beruntung bagi orang tua yang mampu mendidik anaknya menjadi anak yang sholeh, berbakti kepada kedua orang tuanya, agama, negara dan bangsa, sesuai dengan doa yang dipanjatkan pada saat anak ini walimatus tasmiyah, walimatul aqiqoh hingga pada saat anak didoakan pada saat walimatul khitan, semua berharap anak ini menjadi anak yang sholeh sholehah.

Kemudian, marilah kita doakan semoga kita ini bisa bersedekah dalam pandemi covid-19, pastinya akan dibalas sedekah kita dengan nikmat yang tidak disangka-sangka, berbahagialah bagi para ahli shodaqoh yang selalu mentasyarufkan hartanya dijalan Allah SWT. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun