Jika anak ngumpul semua, selain rebutan mainan yang ada dirumah, juga " Rayahan Handphone" apalagi edaran sekolah untuk tetap belajar dirumah, dan produktif untuk mengerjakan tugas dari sekolah.
Bayangkan jika handphone yang dimiliki satu rumah masing-masing satu, yaitu milik ibu, dan milik ayah, maka orangtuanya harus bersabar untuk tidak menjawab beberapa status FB dan WA.
Kalau misalkan punya anak lebih dari dua, ya mesti ada yang harus mengalah, baik itu kakaknya, maupun adiknya, orangtua harus bisa memberikan jadwal belajar masing-masing agar handphone yang ada bisa digunakan tanpa harus bertengkar.Â
Namun namanya anak, ya mesti cari-cari kesempatan, kalau kakaknya lengah saja, maka handphone langsung diambil, apalagi diera digital sekarang ini, masih usia SD/MI saja sudah mahir berselancar dengan internet, apakah game online atau menggunakan aplikasi lain yang ada di handphone, bahkan orang tuanya hanya bisa mengelongo, kok bisa yah, anak zaman sekarang, serba cepat dan pinter menggunakan aplikasi android padahal bahasanya yang ada itu inggris. Yah itulah anak zaman now... serba tidak gaptek.Â
Orang tua juga harus memikirkan sisi positif dan negatif membelikan handpone, termasuk membelikan printer dan laptop, karena tugas sekolah di era pandemi ini, serba online dan minta di cetak dengan cepat, kalau kita mau cetak harus mencari toko komputer atau misalkan Jasa Campus (jual ATK dan ada komputer) berarti kita harus bertemu dengan orang lain, dan mestinya berpotensi terkena virus. Wah pusing juga nih, apa-apa disuruh dirumah, tapi nyetak dokumennya harus diluar, ya kalau tempat cetak printernya tidak jauh, kalau jauh dari rumah, bisa jadi pekerjaan orang tua lagi.Â
Mestinya dari pihak sekolah juga harus memikirkan, bahwa tidak semua orang tua mempunyai pendapatan yang sama, jika semua di gebyah uyah, wah bakal pusing nih, saatnya harus dipikirkan dalam memberikan tugas, jangan sampai membebani pihak orang tuanya, dan membebani harus beli handpone baru atau laptop baru.Â
Aplikasi mencari jawaban di google juga tidak mendidik bagi anak, karena anak tidak mau berpikir lama, mintanya menulis atau google talk lalu soalnya disuarakan biar direkam oleh google, kemudian akan muncul jawaban, dan anak tinggal menulis jawaban tersebut, wah kalau seperti ini, anak memang sangat maju dalam berpikir, karena dimudahkan dalam teknologi, tapi saat nanti anak ujian tanpa handphone gimana mereka akan bisa mengerjakan soalnya. ' Buah Simalakama kalau begini, sebuah pilihan yang serba salah atau benar '
Rayahan Handphone bisa menjadikan aktivitas menulis di kompasiana juga tidak produktif, karena HPnya digunakan oleh sang buah hati, untuk mengerjakan soal sekolah, terkadang juga anak kecanduan game, akhirnya sambil belajar menjawab soal jawaban sekolah, ya terkadang main game biar seolah-olah belajar, kalau orang tuanya tidak paham, dikira anaknya belajar terus, padahal mereka mencari celah beberapa menit untuk bermain game dan suara di handphone di silent biar tidak ketahuan orang tuanya.Â
Bagaimana pengalaman anda sebagai orang tua jika terkait rayahan handphone.... Yuh vote dan komen, pastinya seru....