Kader Nahdlatul Ulama (NU) adalah kader yang dipersiapkan untuk mengemban tugas dan tanggungjawab terhadap program organisasi. Wajar jika para kader ini terkadang harus menguasai bidang khusus, seperti bidang pengembangan ekonomi umat, pemberdayaan politik warga, pemberdayaan hukum dan keadilan, isu anak, isu gender, social worker, pemberdayaan petani, lingkungan, perhutanan sosial, kesehatan, dan terkait mitigasi bencana.Â
Kader ini memang harus disiapkan sejak dini, mereka berasal dari kelompok aktivitis intelektual NU yang dipersiapan untuk belajar disiplin ilmu termasuk bagaimana mereka mengelola program sesuai visi dan misi dan target, sehingga program tersebut bisa berdampak nyata bagi warga NU.Â
Wajar jika kaderisasi harus menjadi program rutin baik di level syuriah, tanfidziyah, lembaga, hingga banom, sehingga masa depan organisasi semakin terprogram dan berkesinambungan.Â
Keberhasilan kader NU ini terlihat pada bagaimana komitmen mereka untuk kebangsaan, kerakyatan dan toleransi, artinya mereka harus memperjuangkan keutuhan NKRI, membela kaum marginal dan menjalankan pergaulan sosial dengan nilai tolerasi, termasuk mereka mempunyai dasar akidah dan cita-cita yang kuat, dan bisa berperan di segala bidang dimanapun.Â
Kecakapan para kader dalam memperoleh pendidikan dan ketrampilan pemberdayaan menjadi penting, tapi mereka juga harus memiliki nilai dasar pergerakan NU, memiliki wawasan yang luas dan komitmen yang kuat, termasuk kecapakan teknis sehingga dalam menjalan roda organisasi semakin terstruktur dan mau dan mampu menjalankan roda organisasi secara profesional.Â
Kader NU juga harus mempunya pandangan keagaman yang kuat, menerima pendapat orang lain, bersikap toleran pada semua elemen bangsa, termasuk mau belajar menganalisis perkembangan sosial, politik ekonomi baik secara nasional dan global.Â
Termasuk kader NU masuk dalam posisi yang strategis dan bisa mengisi posisi strategis untuk memperjuangkan kepentingan umat, sehingga gerakan sosial yang dilakukan bisa berdampak positip bagi kaum marginal, membela kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.Â
Seorang kader NU juga harus memiliki ketrampilan khusus, misalnya bisa menganalisis bagaimaan anggaran itu pro rakyat, atau berpihak kepada rakyat secara menyeluruh, manakala anggaran rakyat tidak pro rakyat, maka harus dicarikan solusi melalui kerja-kerja gerakan dan advokasi agar para pengambil kebijakan diingatkan untuk mengemban amanahnya, karena tanggungjawab sebagai leader bagi umat itu akan dipertanggungjawabkan kelak dihari akhir.Â
Selamat bagi para kader NU, yang sedang belajar sekolah anggaran, belajar advokasi pro rakyat miskin, belajar bagaimana mereka melek anggaran, atau belajar tentang Jurnalistik, Belajar tentang bagaimana menjadi leadership yang mumpuni, termasuk belajar tentang lingkungan, belajar tentang pengelola hutan lewat perhutanan sosial, belajar tentang teknologi dan ragam kecakapan para kader dalam menguasai imtek, namun tetap wawasan kebangsaan, kerakyatan dan toleransi harus dikuasai termasuk dasar akidah yang kuat.Â
Manakalah ada kader NU yang berada di parlemen, mereka harus tetap berkhidmat pada ulama, gerakan yang dilakukan harus memberikan dampak kepada maslahatul umat, diingatkan jika ada langkah-langkah gerakan yang belum berorientasi kepada kepentingan terbaik bagi masyarakat..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H