Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengenal Perbedaan Bencana Alam dan Pandemi

4 April 2020   07:08 Diperbarui: 7 April 2020   10:22 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bencana alam dan pandemi masuk dalam istilah Emergency dimana butuh penanganan cepat, tepat dan dana yang tidak sedikit, namun kita harus mengetahui perbedaan bencana alam dan pandemi ini, sehingga wawasan pengetahuan kita semakin luas dan bisa memaknai sebuah karakteristik yang ada. 

Karakteristik keduanya 

Frekuensi 

Bencana alam itu satu atau dua kali terjadi, tidak berurutan dan rutin terjadi, namun pandemi bisa berkali-kali, karena virusnya tidak kelihatan dan penyebarannya sangat cepat, jika manusianya tidak patuh dengan protokol kesehatan maka semakin memperparah kondisi yang ada. 

Periode Respon

Bencana alam 3 minggu sudah bisa diatasi, kecuali kalau bencananya lebih besar seperti halnya tsunami misalnya, maka butuh beberapa tambahan bulan harus ada tahap pemulihan. Sedangkan Pandemi itu kurang lebih 6 bulan lamanya. Doakan agar pandemi di Indonesia berakhir, tidak semakin memburuk. 

Pemulihan

Jika bencana alam membaik seiring wKtu, sedangkan pandemi memburuk seiring waktu, hampir semua aspek kehidupan sangat berdampak secara signifikan, baik bagi pelaku usaha skala besar, menengah dan usaha kecil mikro dan proses pemulihan tidak sedikit dana yang harus di keluarkan atau ditangani, program kerja semakin terpuruk, belum lagi dampak ikutan lainnya. 

Bantuan dari Luar Negeri

Jika Bantuan bencana alam, maka berdatangan tanpa ada mekanisme pembatasan, asal disetujui dan mau diterima maka bantuan bisa diserahkan, namun kalau pandemi bantuan orang dibatasi, tidak bisa sembarangan relawan bisa terlibat, mereka harus menggunakan APD khusus untuk menangani virus ini, jika tledor saja maka dia akan menjadi korban akibat tertular virus ini, yang bikin pusing itu musuhnya tidak kelihatan.

Akses masuk ke Isolasi

Saat bencana alam akses ke lokasi dibuka secara lebar-lebar bagi mereka yang ingin membantu korban, baik tenaga medis, tenaga relawan dan lainnya. Namun untuk Pandemi ini, harus ditutup atau diisolasi, bayangkan saja ketika pasien positif dan meninggal banyak, termasuk tenaga medis, maka sudah berkurang para ahli kesehatan, semakin memperburuk kondisi yang ada. Tetap Ikhtiar pasti diberikan masalah nanti ada solusi yang akan didapatkan. 

Cakupan Bencana

Kalau bencana alam, cakupan hanya dibeberapa tempat saja dan tidak semua daerah mengalaminya, sedangkan pandemi ini hampir merata, karena yang virus menempel pada orang, bisa lewat batuk, ataupun leeat udara, dan perpindahan virus ada di mana pun kita hanya bisa merekayasa, tidak bisa memastikan bahwa baju kita kena virus, pasien positip harys lewat laboratorium, hasil laboratorium kadang-kadang tidak cepat, karena banyaknya pengajuan atas sampel yang diajukan, belum lagi kurir untuk mengantarkan sampel dan mengambil sampel. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun