Kita akan merasakan, seiring peningkatan umur, akan terjadi penurunan fungsi-fungsi organ dalam tubuh. Kalau saat masih remaja, minggul derigen atau ngangsu banyu dari Air Masjid menuju rumah karena dragon air masjid airnya bagus, maka saat itu masih kuat walaupun beberapa meter harus dibawa dengan bantuan kayu yang dikanan kirinya dikasih cantolan besi biar bisa bawa derigen 25 meter x 2.
Bahkan buruh tani atau biasanya kalau bawa berat-berat namanya songgol, tidak merasakan berat atau mboyok punggungnya dan sakit dipunggungnya, mereka istirahat sejenak saja sudah sembuh kembali, dan melakukan nyonggol bawang lagi.
Bertambahnya usia, naik motor aja ke petungkriyono Kabupaten pekalongan, yang dirasakan ternyata pada pinggul, brutu, bahkan daerah dekat paha, terasa letih saat sudah sampai ke rumah, apalagi kalau dilakukan diusia kisaran 40-50 tahun, wah betapa kakunya tubuh ini.
Saat usia 20-35 tahun, bepergian dari satu Kabupaten ke Kabupaten lain hal yang biasa, dari kota satu lalu mampir ke kota berikutnya, istirahat hanya di hotel itu hal biasa dan dianggap hal yang biasa, fisik tidak merasakan lelah yang sangat berkepanjangan.Â
Flu dan batuk apalagi pilek tidak rutin, namun seiring dengan usia ternyata sudah mulai merasakan ternyata menjadi musyafir dari satu tempat ke tempat yang lain itu melelahkan.
Wajar saja bila para supir bus yang masih muda, larinya kenceng-kenceng berbeda dengan supir yang sudah usia lanjut, selain fisiknya sudah mulai menurun juga penglihatan matanya sudah tidak senormal saat usia muda.
Para supir kalau sudah usia diatas 50 tahun, sebaiknya memang sudah beranjak ke aktivitas lain, jangan memilih pekerjaan supir bus atau mobil besar lagi, diusahakan untuk mencari alternatif lain diluar pekerjaan menjadi supir, karena faktor usia dan menurunnya kekuatan fisik dan daya penglihatan disaat perjalanan malam.
Begitu pula dengan seorang perempuan, ketika sudah usia 35 tahun menjadi usia resti atau resiko tinggi dalam melahirkan, sehingga mereka disarankan untuk tidak hamil lagi, maka kemudian kebijakan Pemerintah untuk memiliki 2 anak saja cukup dan berkualitas.
Saat perempuan sudah masuk tahap monopause atau sudah tahap tidak menstruasi lagi, maka segala kekuatan yang dimiliki mulai dikurangi oleh Allah SWT, fisik semakin tidak sekuat zaman masih gadisnya, aktivitas serba terbatas, sehingga wajar jika di kegiatan pengajian ibu-ibu dominan usia tua yang hadir, karena kesibukan mereka untuk bekerja sudah mulai menurun, dan jika di targetkan untuk sesuatu pekerjaan sudah akan terasa betul dari tangan, kaki, dan tubuh yang sudah menua.
Wajar saja jika kemudian, dunia kesehatan membuat istilah dengan masa lansia dengan sebutan Geriatri (bahasa Inggris: Geriatrics) merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari keadaan-keadaan fisiologis dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan orang-orang lanjut usia (jompo) dengan fokus pada penuaan dini dan tatalaksana penyakit terkait usia lanjut.
Saat usia geriatri ini, para manula sering sakit-sakitan, karena proses penuaan termasuk daya ingatnya juga mulai sedikit-sedikit berubah, lupa-lupa ingat, suruh belajar untuk menghafal sudah bilang tidak sanggup, karena masuk telinga kanan, keluar telinga kiri, dan ragam alasan lain saat sudah keadaan lansia. Kemudian pemerintah Indonesia membuat sebuah gerakan masyarakat hidup sehat atau dikenal dengan GERMAS.
Sebuah gerakan di masyarakat agar selalu berolahraga dengan teratur, makan dengan kandungan gizi seimbang, rutin memeriksa kesehatan baik fisik maupun psikisnya, termasuk tidur yang teratur, jangan suka begadang, usahakan saat sudah usia lansia hindari minuman bersoda dan ragam hal pantangan kalau sudah usia tua.
Namun kalau usia tua dari sisi agama, harus rajin berwudhu kalau bisa dawaul wudhu artinya dalam hidupnya selalu kondisi tidak batal wudhu, ibadah ditingkatkan baik menjalankan ibadah lima waktu, sholat berjamaah, rutin berdzikir, rajin sholat malam, dan rajin mengikuti pengajian keilmuan untuk bekal dihari akhir, sangat berbeda anjuran ini diberlakukan pada mereka remaja sekarang ini, dibandingkan anjuran kepada mereka yang sudah berusia lanjut.Â
Tingkat ketaatan untuk perbaikan ibadah lebih mengena pada saat sudah usia pensiun. Wajar jika kondisi pengajian senenan, selasanan, rabuan, kamisan, jumahan, sabtunan dan mingguan di Indonesia rata-rata pengajian dominasi oleh para manula dibandingkan remaja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H