Fogging atau penyemprotan itu solusi terakhir bila ada warga kita yang terindikasi DB dan apalagi ada yang meninggal, maka langsung di lakukan penyemprotan dengan bahan penyemprotan tidak ramah lingkungan karena ada cairan kimia yang harus di semprotkan biar nyamuknya tewas terutama yang besar atau indukan.Â
Namun bagi nyamuk yang masih menetas dan menjadi larva maka tidak mati, dan ini adalah calon ayah dan ibu sebagai generasi yang berkembang biak secara produktif, kalau manusia ada bonus demografi, nyamuk pun ada bonus demografi bila warganya enggan untuk mengendalikan lingkungan sekitar rumahnya.Â
Semakin jelek lingkungan yang ada maka semakin banyak bonus nyamuk yang di dapat, semakin dingin lokasi hunian anda, maka nyamuk akan lari menuju lokasi hunian yang tempatnya sedikit panas dan penguninya cuek dengan PSN atau gotong royong.Â
Pakai kelambu itu hanya solusi sementara, nyamuk tidak langsung menggigit, tapi kelambu yang bolong dan tidak dijahit, nyamuk bisa masuk dan potensi menggigitnya bisa terjadi. Selain itu pakai autan, atau shoffel yang dijual di toko, itupun ada zat kimia, bila tidak cocok dengan kulit bisa saja gatal-gatal atau alergi, kalau pakai obat nyamuk kingkong, asapnya juga berpengaruh pada paru-paru kita karena tidak ramah lingkungan.Â
Bila pakai raket nyamuk, itupun hanya membumuh nyamuk besar dan yang lewat saja, bau amis nyamuk jadi incaran semut, dan orang yang mau bunuh nyamuk pakai raket nyamuk berarti cara membunuhnya menyakiti nyamuk.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H