Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tipe Kompasianer, Aku Masuk Mana, Yah?

29 Februari 2020   09:00 Diperbarui: 29 Februari 2020   09:00 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karakter penulis kompasiana itu beragam, baik dari cara mengulas, merangkai, memberikan gambar beserta caption gambar, termasuk membagikan hasil artikel tulisannya. 

Ada beberapa tipe kompasianer yang bagi penulis ini unik dan penting disampaikan disini, karena filosofi bertindak lokal berdampak global harus menjadi filosofi penting, penyebarluasan informasi positif akan menjadi vibrator bagi orang lain untuk menirunya dan juga memahami kualitas dan kapasitas penulis untuk kehidupan. 

Tipe Kompasianer yang bisa maknai versi penulis yakni :

Pertama, tipe orang produktif, dimana menulis kompasiana secara rutin menulis harian, tanpa mengharapkan pamrih, menulis itu hobinya, dan kalaupun ada reward itu hanya pemanis saja, reward yang didapat bukan target pribadinya, tapi orang membaca tulisannya menjadi hal yang sangat berbahagia baginya. 

Biasanya mereka mengupload artikel, sudah terlihat didasboard kompasiana lalu membagikan kembali ke group WAG atau dinding FB nya atau ragam medsos, dengan harapan orang lain pun akan membacanya. Viewer itu mah mengalir sesuai dengan kualitas tulisan dan unik apalagi hot news.

Kedua, tipe Ragu-ragu, tipe kompasianer ini masih ragu dengan kualitas tulisan, malu kalau dibagikan dibagikan tulisannya ke orang lain, mereka lebih senang menulis terus dibiarkan terlihat saja di dasboard kompasiana, enggan untuk berbagi di komunitas atau di medsos, takut nanti kalau ada orang membacanya, kemudian mendapatkan kritik atas tulisan yang dibuatnya, semakin banyak kritik harusnya menambah semangat baginya untuk menulis, kemudian malah redup apalagi dibagikan ke jejaring atau dinding FB atau lainnya, malu dengan tulisan yang sudah di upload. 

Tipe ketiga adalah tipe apatis atau acuh tak acuh dengan kompasiana, mereka ini punya akun kompasiana, tapi ga pernah mau menulis di kompasiana, padahal sudah punya rumah, tapi dibiarkan suwung atau tanpa ada penghuninya, kalaupun ada, membiarkan akun yang dibuatnya tidak menjadi bagian dari kehidupannya, baginya melangkah menjadi kompasianer itu rugi, akhirnya rumah ada, dibuatlah sepi, semua tak ada isinya, kadang juga malas untuk mengisinya. 

Admin kompasiana juga tidak melarangnya, dan tidak ada mekanisme di admin kompasiana untuk melakukan gebrakan akun yang tidak produktif untuk di non aktifkan, misalnya selama  setahun tanpa ada publish berita, mestinya ada warning berupa notifikasi pemberitahuan kepada pemilik akun, kayaknya ini belum ada kebijakan dari pengelola kompasiana. 

Tipe keempat adalah takut kena UU IT, tie kompasianer yang terakhir ini adalah kombinasi dari tipe skeptis dan apatis, mereka malas menulis, malas membagikan, malas untuk produktif, khawatir dalam tulisannya kemudian kena UU ITE Nomor 11 tahun 2008 dimana ada pasal karet yang bisa menjeratnya bagi siapapun yang melanggar aturan tersebut. 

Dijelaskan dalam portal kominfo terutama Pasal 27 ayat 3 UU ITE menyebut melarang setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.

Alasannya, karena pasal 27 ayat 3 UU ITE yang biasa disebut dengan “pasal karet” sebagai undang-undang yang berbahaya. Terlebih lagi jika diterapkan oleh pihak-pihak yang tak paham soal dunia maya. Selain itu, pasal tersebut juga bisa digunakan dengan mudah untuk menjerat orang-orang demi membungkam kritik. 

Aturan di kompasiana bahwa tanggungjawab atas publikasi artikel ada di penulis itu sendiri, ini artinya mereka yang masih belajar menulis akan bersikap untuk jaga jarak dan serba hati-hati, akhirnya banyak penulis di kompasiana juga lebih dominan menulis pada aspek yang tidak beresiko. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun