Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pedagang Bunga Makam, Omzet Naik Saat Jumat Kliwon

5 Februari 2020   16:38 Diperbarui: 5 Februari 2020   19:05 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penjual Melati dan Pandan (Dokpri)

Bagi penjual bunga, akan terlihat laris manis atau mengalami omset naik saat hari kamis malam jumat kliwon, pasalnya setiap warga di kampung saat jumatnya kliwon maka mereka akan pulang ke kampung halamannya, untuk berziarah atau datang ke makam orangtuanya atau keluarganya di makam umum desanya, biasanya selain bawa buku yasin dan tahlil, mereka bawa satu plastik bunga yang sudah dibelinya di pasar, pedagang bunga ataupun ada yang membawa pandan yang sudah dicacah dari pekarangan sendiri. 

Tentunya kebiasaan yang baik ini, menjadikan pedagang ini tidak takut kalau dagangannya tidak laku, mereka beralasan bahwa setiap hari dipastikan ada orang yang meninggal, dan keluarga yang ditinggal ini akan beli bunga untuk ditaruh diatas makam almarhum atau almarhumah yang baru,  bunga makam yang dijual seperti melati, pandan, kenanga, bunga jarum, bunga kertas,  dan bunga mawar. 

Pedagang bunga ini akan meraup untung saat jelang awal dan akhir bulan puasa, saat malam jumat kliwon dan pada saat hari raya idhul fitri dan idhul adha. Rejeki tidak akan tertukar, yang penting bagi mereka adalah bekerja keras dan berdoa semoga dagangannya laris manis. 

Bunga makam yang pedagang ini jual, berasal dari penyuplay bunga, mereka hulu hilir sudah ada jaringan penjual bunga, jadi tidak khawatir ketersediaan stok bunga, misalnya bunga melati, kalau di Kota Tegal ada beberapa lahan petani yang ditanami bunga melati, dan melati ini akan dibeli oleh pedagang besar, lalu pedagang besar ini akan memilih kualitas melati dan dijual kembali kepada para pedagang bunga dipasar. 

Tradisi nyekar sebenarnya menguntungkan bagi para penjual bunga, wajar saja sebagian penjual bunga itu ikut jamiyah NU, karena di NU itu jamaah dan jamiyahnya melestarikan tradisi nyekar, buktinya setiap hari peziarah makam walisongo dan wali jawa madura dan bali masih ada dan langgeng sepanjang masa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun