Setiap anak memiliki bakat dan kecerdasan yang beragam. Bakat lebih mengacu pada motorik maupun ketrampilan yang ditampilkan anak, kalau cerdas lebih mengacu pada ranah kognitif.Â
Maksud dari Kognitif disini adalah potensi intelektual yang terdiri dari pengetahuan (knowledge), pemahaman (comrehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation).
Bakat sebenarnya bisa terlihat oleh orang lain, eh itu anakmu berbakat menggambar, soalnya kalau dikasih buku gambar dan perlengkapanya, hasil gambarnya bagus binget, makanya bakat itu akan berkembang bila ada penguat, sehingga perlu disalurkan bakat tersebut. Anak yang berbakat jika di salurkan ke media yang tepat, maka bakatnya akan semakin terlihat dengan baik dan semakin ahli.
Baca juga : Perilaku Bullying Merusak Kesehatan Mental Seorang Remaja dan Anak
Bakat dalam literatur ilmiah, adalah istilah talent, ada juga istilah giftedness, ada juga istilah traits, ada istilah intelligence, aptitude dan sejenisnya. Bakat sebagai dasar yang dibawa sejak lahir dan harus ada stimulasi agar dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki.Â
Terkadang anak yang berbakat, namun karena keterbatasan keuangan dari orangtuanya, maka kemudian bakat yang harusnya muncul baik, menjadi terkikis dan minder lama-lama anak tersebut tidak mau menampilkan bakat yang dimilikinya.Â
Biasanya anak yang berbakat sejak kecil sudah memiliki komitmen yang besar dengan bidang yang disukainya, dan terus mengembangkan kemampuan yang dimiliki itu, sehingga kemampuannya melampaui di atas rata-rata anak lain yang sebaya.
Anak yang cerdas itu adalah anak yang IQ nya diatas rata-rata anak normal, sehingga anak ini harus mendapatkan pelayanan pendidikan khusus.Â
Baca juga : Kecerdasan Setiap Anak Berbeda, Jangan Bandingkan!
Wajar saja jika Baker mengklasifikasikan anak supernomalitas mental/gifted ke dalam klasifikasi dimana jika anak dikatakan genius apabila IQ nya sampai 140 ke atas, anak Gifted atau anak berbakat (unggul dalam kemampuan seseorang) itu IQnya 125-139, sedangkan anak superior itu anak yang pintar dan cerdas atau berprestasi disekolah dengan IQ 110-124.
Namun menurut Wechsler klasifikasi anak very superior atau anak yang lebih cakap dalam membaca yakni IQ 140-169, sedangkan anak superior atau anak pintar dan berprestasi itu 120-139, dan anak high everage atau normal tinggi dengan IQ 110-119 biasanya kelompok individu yang normal tetapi berada pada tingkat yang tinggi.
Baca juga : Ketika Anak adalah Point of References dalam Kehidupan Berkeluarga
Dibawah ini ciri-ciri anak cerdas istimewa antara lain:Â
- membaca pada usia lebih muda,Â
- anak ini  lebih cepat dan memiliki perbendaharaan kata luas,Â
- memiliki rasa ingin tahu yang kuat,Â
- minat yang cukup tinggi,Â
- mempunyai inisiatif,
- Â kreatif dan original dalam menunjukkan gagasan,Â
- mampu memberikan jawaban atau alasan yang logis sistematis dan kritis,Â
- termasuk terbuka terhadap rangsangan dari lingkungan,Â
- senang mencoba hal-hal yang baru,Â
- mempunya daya abstraksi,
- konseptualisasi dan sintesis yang tinggi,Â
- mempunyai daya imaginasi dan ingatan yang kuat,Â
- senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan masalah, bahkan cepat menangkap hubungan sebab akibat,Â
- tidak cepat puas atas prestasi yang dicapainya,Â
- lebih senang bergaul dengan anak yang lebih tua usianya,Â
- dan dapat menguasai dengan cepat materi pelajaran.
Semoga ada manfaatnya bagi pembaca kompasiana....Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H