Negeri akan makmur, jika umatnya gemar bersedekah, jangan ada sekat dalam bersedekah, bersedekah atau berinfak itu tidak boleh dikaitkan dengan tujuan untuk memikat, membujuk, menggiring atau memaksa supaya si penerima sedekah itu memeluk agama Islam. Begitu juga, apabila seseorang bersedekah karena mengharap balasan dari yang menerima, apapun bentuknya.
Perbedaan agama dan status sosial apa pun, jangan dijadikan sebagai penghalang bersedekah, berinfak atau memberi bantuan lainnya. Dalam Hadits lain diriwayatkan tentang seseorang yang bersedekah kepada orang-orang yang dipandang oleh umumnya manusia tidak pantas diberi.Â
Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda: Ada seseorang berkata, "aku hendak bersedekah malam ini". Lalu dia keluar membawa sedekahnya dan disedekahkannya kepada perempuan lacur (pezina). Pada pagi harinya banyak orang menggunjingkan bahwa tadi malam ada para pezina yang diberi sedekah oleh seseorang. Orang yang bersedekah itu berkata: "Ya Allah, segala puji bagi-Mu yang telah mentakdirkan sedekahku jatuh kepada pezina, dan aku akan bersedekah lagi".
Baca juga: Dari Sisi Kewajiban Zakat Fitrah Tak Mengenal Diskriminasi
Dia pergi dengan membawa sedekahnya, lalu diberikannya kepada orang-orang kaya. Pada pagi harinya banyak orang menggunjingkan lagi, bahwa semalam ada orang bersedekah kepada orang kaya (aghniya). Lain orang yang bersedekah itu berkata; "Ya Allah, untuk-Mu-lah segala puji, karena Engkau telah manjadikan sedekahku jatuh kepada orang kaya, dan aku akan bersedekah lagi".
Bersedekah jangan ada diskriminasi, orang yang bersedekah itu tidak akan dimiskinkan, karena harta yang dikeluarkan di jalan Allah maka Allah SWT akan mengembalikan kembali lewat rejeki yang tidak disangka-sangka. Bisa saja berupa nikmat sehat dan sempat, harusnya akan diberikan cobaan, namun karenw ahli shodaqoh maka cobaan yang diberikan berubah menjadi nikmat yang tak terpikirkan sebelumnya.Â
Seorang guru madrasah bershodaqoh ilmu agama melalui pengajian kitab ataupun mengajarkan baca tulis alquran, ilmunya bermanfaat, bahkan bertambah amaliyahnya dan ilmunya sebagai penerang dan pelita hidupnya.Â
Baca juga: Sedekah yang Terbungkus Harga Diri
Shodaqoh menanam pohon misalnya, akan mengalir pahala bahkan pepohonan yamg sudah ditanam akan mendoakan dan bisa menjadi tawasul bagi mereka yang peduli lingkungan, burung pun merasakan kebahagiaan, karena setiap hari bisa bertengger dan merasakan kenyamanan atas nikmat berupa pohon yang ditanam.Â
Seorang pejalan kaki, disaat berjalan menemukan paku atau benda berkarat dan diambilnya lalu ditaruh ditempat yang aman agar tidak mencelakai orang lain, itu bagian dari shodaqoh yang bermakna dan mudah tanpa harus mengeluarkan uang.
Begitu pula kita shodaqoh gula untuk semut, binatang kecil inipun berdoa kepada makhluk yang telah bershodaqoh, akhirnya semut bisa merasakan nikmat yang tak terhingga dengan makan gula dari pemberi shodaqoh.Â
Baca juga: Fiqh Muamalah: Harta dan Pemberian Tanpa Pengganti (Hibah, Sedekah, Hadiah)
Membuat sumur terbuka, itu bagian dari shodaqoh yang luar biasa, disaat musim kemarau kemudian ada binatang yang ingin minum air, kemudian melihat bahwa ada air di dalam sumur atau comberan, maka itupun bagian shodaqoh yang bisa dinikmati.Â
Belum lagi kalau kita memberikan uang saku bagi pelajar atau santri yang mau mondok atau belajar di pesantren, dimana mereka akan menerima ilmunya nabi untuk meneruskan perjuangan islam, maka shodaqoh yang diberikan menjadi bekal bagi mereka yang ahli shodaqoh nantinya di alam barjah.Â
Shodaqoh posting pun kalau diniati ikhlas dan nantinya bisa mengubah seseorang berubah ke arah yang lebih baik, maka bacaan yang disampaikan bisa bermakna dan berdampak positip.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H