Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Banjir Juga Ancaman bagi Daerah, Harus Ditangani Serius

9 Agustus 2019   07:18 Diperbarui: 9 Agustus 2019   07:39 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bencana alam bisa terjadi dimanapun, kapanpun dan siapapun tidak bisa mengendalikannya, ilmu pengendalian gempa sudah banyak di sampaikan di dunia kampus termasuk saat ada kegiatan mitigasi dan simulasi oleh para pakar ilmu tentang bencana alam salah satunya adalah mitigasi bencana. Sebuah upaya manusia dalam rangka mengelola bencana dengan baik. 

Indonesia itu masuk dalam negeri yang mendapatkan banyak bencana, karena posisi geografis yang terletak di ujung pergerakan tiga lempeng dunia: Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik, Indonesia memang tidak banyak bisa mengelak hanya dengan cara berusaha hidup harmoni, selalu berdoa dan bersiasat memperkecil bencana. 

Walaupun potensi alamnya sangatlah sempurna dibandingkan dengan negeri lainnya di dunia, alam yang diberikan sepenuhnya untuk kesejahteraan umat harus di kelola dengan baik, jangan sampai sifat rakus, merusak alam tanpa ada upaya perbaikan atau mengembalikan struktur alam yang baik, contohnya suka memanfaatkan kayunya untuk bahan bangunan, namun malas untuk menanam pohon, ini artinya tidak seimbang. 

Di langsir dari portal bbc Indonesia disebutkan bahwa Indonesia menjadi negara yang paling rawan terhadap bencana di dunia berdasar data yang dikeluarkan oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa  untuk Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana (UN-ISDR). 

Tingginya posisi Indonesia ini dihitung dari jumlah manusia yang terancam risiko kehilangan nyawa bila bencana alam terjadi dan peringkat tertinggi untuk ancaman bahaya tsunami, tanah longsor, dan gunung berapi.

Setiap Kab/Kota di Indonesia harus menyiapkan organisasi perangkat daerah yang menangani pencegahan dan penanggulangan bencana, terutama tentang mitigasi bencana, kenapa ini dilakukan, sebagai upaya penting dalam rangka menyelamatkan kehidupan umat sekaligus memberikan rasa aman. 

Hanya saja keterbatasan dana dan holistik penanganan bencana terkadang tidak berjalan mulus, disaat ada bencana antara teori dengan praktek yang terjadi tidaklah saling memperkuat, namun sebaliknya. 

Ada kesenjangan yang terjadi, diantaranya disaat bencana banjir misalnya, fungsi koordinasi terkadang terhambat, saat penggalangan bantuan masih belum tersentraliatik, sehingga sulit rasanya setiap bantuan dari manapun termonitor dengan baik, begitu pula dalam menghitung nilai kerugian masih menggunakan teknik peramalan yang tingkat akurasinya kurang detail.

Belum lagi di saat bencana sudah usai, maka untuk upaya pengembalian kehidupan bermasyarakat dan penggantian dokumen kependudukan juga masih menunai masalah, dan ragam masalah lainnya. 

Dikutip dalam wikipedia dalam konteks bencana, dikenal dua macam yaitu (1) bencana alam yang merupakan serangkaian peristiwa bencana yang disebabkan oleh faktor alam, yaitu berupa gempa, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan tanah longsor, dll. 

(2) bencana sosial merupakan suatu bencana yang diakibatkan oleh manusia, seperti konflik social, penyakit masyarakat dan teror. Mitigasi bencana merupakan langkah yang sangat perlu dilakukan sebagai suatu titik tolak utama dari manajemen bencana.

Ada empat hal penting dalam mitigasi bencana, yaitu:

a) Tersedia informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap jenis bencana.

b) Sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana, karena bermukim di daerah rawan bencana.

c) Mengetahui apa yang perlu dilakukan dan dihindari, serta mengetahui cara penyelamatan diri jika bencana timbul, dan

d) Pengaturan dan penataan kawasan rawan bencana untuk mengurangi ancaman bencana. 

Jika merujuk pada mitigasi bencana, maka edukasi dan informasi bencana sangatlah penting, bagaimana mereka yang akan terkena dampak harus tahu upaya penyelamatan diri jika bencana timvul,bagaimana menyelamatkan semua fasilitas yang bisa dipindahkan dengan aman, termasuk mencari lokasi yang aman untuk pindah sementara dan menaruh dokumen adminduk dengan baik. 

Sekolah siaga bencana harus menjadi mapel penting di sekolah, jadikan kurikulum tambahan yang penting, jangan samapi simbol saja, ada tulisan sekolah siaga bencana tapi dalam prakteknya tidak masif, dan berkelanjutan, disaat nanti ada bencana yang timbul baru sadar kalau itu penting. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun