Menjadi seorang guru yang akan mentransfer ilmu dan merubah karakter peserta didik di sekolah itu butuh kesabaran, ketelatenan, ilmu pedagogik dan andragogik yang multitalenta, termasuk memiliki rasa kasih sayang yang tinggi. Mereka harus to protect, to respect dan to futfill.Â
Yang dimaaksud denhan Andragogi berasal dari bahasa Yunani kuno: "aner", dengan akar kata andr, yang berarti orang dewasa, dan agogus yang berarti membimbing atau membina. Istilah lain yang sering dipergunakan sebagai perbandingan adalah "pedagogi", yang ditarik dari kata "paid" artinya anak dan "agogus" artinya membimbing atau memimpin.
Terlebih lagi seorang  guru PAUD, kudu suabuuiirrrr ,tlaaaaatiiiin, penuuuh kasih sayang dan tentu harus penuh inisiatif serta inspiratif, kenapa demikian, karena momong banyak balita dengan karakter yang belum terbentuk yang berasal dari berbagai latar belakang wali murid, kadang ada yang ngompol di kelas, ada yang menangis saat ditinggal ayah ibunya karena tidak menemaninya di sekolah, terkadang juga anaknya diam seribu bahasa sebagai aksi protesnya.Â
Saat belajar di PAUD juga, anak yang bermain ada yang nakal, permainan yang ada di depannya, dilemparkan kepada temannya yang saat itu jadi lawan bermainnya, besar kemungkinan juga saling pukul atau tendang, hanya menangis dan mengadu kepada gurunya, tentunya gurunya harus mempunyai sifat kasih sayang dan tidak menghukum anak yang nakal secara mendadak, edukasi gaya verbal dan non verbal menjadi modal kuat bagi gurunya, agar anak yang nakal tidak nakal kembali dan anak yang jadi korban tidak pindah sekolah.Â
Melatih anak untuk berani tampil sambil menyanyikan lagu atau mengenal huruf serta ragam edukasi yang lain sangatlah penting, bayangkan dari anak yang tadinya diam, berubah jadi ceria, mau beradaptasi dengan temannya, mau berkomunikasi dan mau bermain dengan riang gembira, diminta untuk memimpin baris berbaris dan berdoa sesuai agamanya tidak takut bahkan ada yang berani tiap hari untuk tampil.Â
Seorang guru PAUD pun sangat berharap kepada para pengambil kebijakan baik di daerah, provinsi dan pusat untuk memberikan perhatian penuh kepada sekolah PAUD, seperti halnya bantuan APE Â atau alat peraga edukasi yang memadai, sarana dan prasarana yang memadai, kurikulum yang efektif, kreatif dan menyenangkan dan berkarakter, termasuk kesejahteraan para pendidik PAUD.
Masih ada tenaga pendidik PAUD diluar ASN yang perlu dibiayai, karena sebulan mereka hanya mengandalkan honor dari pihak yayasan ataupun ada yang setiap bulan dapat bayaran Rp 250 ribu hingga 450 ribu, tentunya tidak sebanding dengan jasa profesi yang diberikan, bayangkan saja jika mengajarnya ada 2 km dari rumahnya dan jalan yang dilalui itu sangat jelek dan dipedalaman, maka perlu ada perhatian penuh dari semua pihak untuk nasib mereka dan juga nasib mendatang anak didik PaUD sebagai penerus bangsa ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H