Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lebaran Banyak Undangan Manten

7 Juni 2019   15:58 Diperbarui: 7 Juni 2019   16:09 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adat di Kampung Sidapurna, Sidakaton Kabupaten Tegal, Kelurahan Kaligangsa Tegal, Kelurahan Margadana Kota Tegal dan Desa Kaligangsa Wetan dan Kulon dan daerah lain di wilayah Kabupaten Brebes saat lebaran h+1 dan seterusnya dipastikan undangan manten menumpuk, karena kesempatan untuk berjumpa dengan sanak famili dan kerabat hanya pada saat musim lebaran hingga 7 hari. 

Mereka mengadakan acara tasyakuran manten dan di dalamnya ada acara walimatul ursy atau walimatul khitan, Sehingga saat anda melewati desa ini terkadang beberapa jalan Desa atau kelurahan ditutup sementara, dan dialihkan ke jalan lain yang tidak terganggu. 

Alasan kenapa manten dilakukan pada saat lebaran awal hingga 10 hari, pertama, yang hadir untuk memenuhi undangan kisaran 90 persen maklum sebagian bekerja di jakarta menjadi pengusaha warteg atau restoran, kedua, adat kampung dilestarikan, ketiga menyebarkan undangan manten jadi tidak sia-sia, khawatir sudah menyembelih sapi atau stok daging melimpah, yang hadir sedikit. 

Wajar saja jika modal yang dikeluarkan untuk hajatan ini jadi lebih mahal,baik buat undangan manten, sewa sound system maupun panggung hiburan, harga daging, dan pernak pernik pernikahan jadi mahal semua. 

Ada adat kalau dulu pernah saudaranya hutang daging, maka saat ada manten minta di sauri atau di lunasi daging juga seharga pasar terkini, bila dulu dihutangi 50 kg daging sapi, maka yang hutangpun harus membelikan daging sapi lagi dengan berat 50 kg, persoalan kemudian harga mahal atau naik tajam, itu sudah resiko mereka yang hutang. 

Terkadang juga ada yang hutang cepon atau timba sebanyak 2000 pcs, ya saat nanti keluarga yang meminjami butuh dan ada acara hajatan maka peminjam atau orang yang hutang cepon dikabari untuk diminta cepon yang dulu pernah dihutangi. 

Adat seperti itu hal biasa dan masih melekat hingga sekarang, terkadang ada juga juru tulis di keluarga yang mengadakan hajatan, pak haji itu kasih apa saat hadir, apakah uang atau bentuk barang, tercatat dengan sempurna dan nantinya akan ditagih disaat pemberi uang atau barang mengadakan hajatan. 

Dampak Adanya Manten

Dengan adanya manten saat lebaran dampak yang kentara adalah penjual perabot rumah tangga jadi laris, untungnya lumayan banyak, bahkan mereka sanggup meminjami kebutuhan perabotan yang diminta, kalau sudah kenal, maka akan dihutangi semua keperluan yang ada, nanti bukti nilai barang menjadi hutang dan akan dikembalikan saat acara hajatan sudah selesai. Bisa saja hutang perabot pernak pernik tembus puluhan juta, saat selesai langsung dibayar lunas. 

Wajar saja stok perabotan manten di beberapa pasar desa atau induk sangat ramai, karena banyaknya hajatan di beberapa desa atau kelurahan, semakin relasi tuan rumah banyak, tentunya yang dihadirkan semakin banyak, termasuk modal yang dikeluarkan, wajar saja jika pengusaha warteg mengadakan acara manten maka dia memilih hari setelah lebaran, karena memastikan relasinya akan hadir semua, sehingga modal yang dikeluarkan tidaklah rugi banyak. 

Bakul cepon dan daging sapi termasuk juru masak profesional ataupun catering dan juru rias penganten, order laris, dompet pun jadi terisi banyak, bisa untuk beli ini, itu dll.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun