Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Fiksiana | Pulang Kampung Dekatnya Tali Peseduluran

1 Juni 2019   14:43 Diperbarui: 1 Juni 2019   14:45 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terik menyengat menempel dikulit begitu panas di tubuh para pemudik, keringet bercucuran saat kondisi macet di dalam kendaraan tanpa AC atau Ada AC tapi rusak, tak menyulitkan para pemudik untuk bergegas pulang kampung untuk nyadran ke sanak famili seraya mendoakan ke simbah atau nenek yang sudah berada dialam barjah. 

Terlihat kendaraan roda dua silih berganti dari arah barat ke timur masuk di jalur pantura, membawa barang bawaan untuk saudaranya dikampung sebagai oleh-oleh nyadran saat idhul fitri, nyadong donga ke kyai panutan seraya mengucapkan minal aidzin wal faizin mohon maaf lahir dan batin. 

Petugas lalu lintas pun ingin pulang, namun terbentur dengan kewajiban sebagai aparat penegak hukum, yang ditugaskan untuk mengamankan arus mudik 2019, betapa kerja keras mereka secara bergantian untuk mengatur kendaraan agar tertib dan teratur. 

Juru parkir mendadak bermunculan, pak ogah pun bertambah untuk mencari sesuap nasi namun mereka tidak meminta hanya membantu agar penyebrangan kendaraan tidak bertabrakan, mereka mencari pekerjaan ini ditempuh, karena disinilah pundi amal bisa didapatkan dengan cepat dan bisa untuk beli sembako dirumah sambil sisanya untuk beli baju baru buat anaknya untuk sholat berjamaah saat idhul fitri. 

Pulang nyadran

Silaturokhim suatu amalan yang memiliki makna tersirat dan tersurat, memperkuat persaudaraan dan persahabatan, tadinya tidak kenal menjadi kenal, tadinya kenal ada lowongan pekerjaan, akhirnya bisa mendapatkan rejeki yang tak disangka-sangka. Belum lagi bisa menambah tali pesuduluran yang awalnya jauh menjadi dekat.

Budaya yang muda anjangsana kepada yang sepuh pinisepuh senantiasan terkaga, begitu pula yang sepuh harys menyediakan waktu dan tenaganya sekaligus menasehati yang muda, bahwa negara ini ada dipundak anda para kaula muda, kalau pemudanya rusak dan budi pekertinya jelek, maka rusaklah kualitas negara ini, begitupun di islam, tak kala kita jauh dari persaudaraan maka rejeki dan makna silaturokhim semakin jauh. 

Kata maaf lebih afdhol didekatkan dengan tangan dan berjumpa didarat, bukam dengan ucapan tulisan saja melalui media sosial WA, SMS, Messenger ataupun Telegram, tapi dengan pulang nyadran maka anda telah peduli dengan keluarga dan lingkungan sekitarnya. 

Orang edan saja sibuk, setiap hari harus jalan ke sana ke sini tanpa mengucapkan lelah atau capek, sedangkan kita ini adalah orang yang sehat, diberi akal, ilmu dan nafsu untuk berbuat baik kepada sesama, ayo perbaiki tali silaturokhim jangan sampai malah kita memutus silaturokhim. 

Pulang ke kampung untuk mohon maaf lahir dan batin. Selamat mudik hati-hati di jalan raya semoga sampai ditujuan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun