Ada 4 rute bus shalawat rawahil yakni bus 8 jurusan syisyah 2-syib amir, bus no. 10 jarwal-syib amir, bus no. 11 misfalah-jiad, dan bus 12 reabakhsy-jiad. Bus ini difasilitasi AC, Tombol Darurat Pembuka Pintu, GPS, Alat Pemecah Kaca, Alat Pemadam Kebakaran,Kotak P3K, serta ban anti bocor.Â
Bus ini berkapasitas 70 orang dan beroperasi selama 24 jam,gratis bagi calon jamaah haji Indonesia. Layanan ini memudahkan bagi jamaah haji Indonesia saat mau ke masjidil haram baik berangkat dan pulang ke hotel.Â
Layanan bus ini diberikan gratis, karena sudah masuk anggaran  dari dana haji yang sudah dilunasi, disamping layanan bus yang diterima, jamaah juga mendapatkan akomodasi yang cukup baik, termasuk ada jatah makan selama perjalanan haji baik di tanah suci mekah maupun saat berada di madinah.
Pemerintah Indonesia juga menyediakan rumah sakit khusus jamaah haji, dan perawatan kesehatan jamaah haji baik di masing-masing kloter yang didalamnya ada petugas kesehatan haji, dokter atau tenaga medis mendampinginya selama perjalanan dari tanah air ke tanah suci dan kembali ke tanah air.Â
Layanan kesehatan haji juga di tiap sektor, ini dilakukan untuk mengantisipasi beberapa kemungkinan terkait masalah kesehatan, para dokter ini selama 24 jam melayani jamaah haji secara bergiliran, dan masing-masing sudah dibekali prosedur, standar layanan minimal, dan ada fasilitas ambulance untuk mobilisasi rujukan pasien.Â
Dzuyufurrohman benar-benar di istimewakan, bahkan di kompleks masjidil haram pun ada banyak petugas musiman haji yang dk rekrut oleh pemerintah Republik Indonesia melalui kementrian agama, tentunya dengan syarat dan ketentuan berlaku.Â
Selain itu, layanan telekomunikasi pun di perhatikan, karena ini bagian dari layanan jamaah haji, nomor handphone jamaah haji tetap bisa terakses baik nomor telkomsel, indosat, XL maupun operator lainnya.
Pemerintah juga menggandeng insan media nasional untuk mengikuti seleksi menjadi petugas haji dengan tugas untuk publikasi perkembangan haji dan di publikasikan di media televisi secara live.Â
Pengalaman Penulis Menggunakan Bus Shalawat
Saat haji tahun 2007 Â belum ada mobil sholawat, pemondokan ada bahutmah sehingga harus jalan beberapa kilometer tiap hari, anggap saja olahraga rutin tiap hari, badan jadi sehat dan fisik pun menjadi kuat.Â
Namun saat tahun 2016, pemondokan di syisyah, depan hotel tiap menit ada mobil sholawat yang datang, kadang penuh, lalu ambil bus berikutnya yang tidak begitu penuh, bagi yang cepat sampai, maka silahkan berdiri sambil pegang sesuatu di dalam bus, kisaran 15 menit hingga 30 menit dari syisyah sampai ke terminal, bila tidak macet ya lebih cepat sampai, namun bila macet ya harus bersabar.Â
Naik bus sebenarnya asik, karena kita juga diminta peduli dan peka dengan kondiai jamaah yang ada, disaat kita duduk dan disampingnya ada jamaah lansia, maka yang muda langsung respon cepat untuk berganti dengan yang tua, persilahlan yang tua untuk menempati kursi yang kita duduki, begitu pula di saat ada jamaah yang menggunakan kursi roda, maka secara otomatis mereka yang muda akan memberikan kesempatan kepada jamaah haji yang menggunakan kursi roda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H