Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Populasi Penduduk Harus Diatasi oleh Daerah

16 Mei 2019   17:17 Diperbarui: 16 Mei 2019   17:43 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto ini menggambarkan betapa banyaknya populasi penduduk suatu daerah, rumah terlihat sudah berhimpitan, didalam rumah itu pasti dihuni oleh satu keluarga terdiri ayah, ibu dan anak. Bahkan ada juga yang mendapatkan tambahan menantu yang belum punya rumah huni dan harus menetap bersama mertua. 

Ketersediaan air bersih sangatlah penting baik itu air PDAM/Air Ledeng/Air Sumur, termasuk mereka harus memikirkan kebutuhan sumber mata air yang bersih, tidak berbahu, tidak berasa, dan tidak berwarna. Minimal layak minum dan airnya sehat menurut standar kesehatan. 

Sisi yang lain, daerah juga harus memikirkan fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan dan fasilitas umum lainnya untuk meningkatkan harkat dan martabat penduduknya, agar memastikan semua anaknya sehat, pinter, ceria dan beradab dan beretika dengan baik. 

Penataan lingkungan baik sampah, limbah, dan penerangan jalan umum juga mendapatkan porsi penting agar populasi penduduk tumbuh dengan baik, saling menjaga keamanan lingkungannya, mereka bergaul dengan baik dan tidak saling toleransi termasuk menjaga lingkungan dengan baik dan etika pergaulan sesama manusia. 

Penataan lingkungan harus benar-benar di taati dan tidak saling mengambil yang bukan haknya, misalnya ada tanah lepe-lepe atau tanah negara yang sudah jelas bersertifikat namun mereka main membangun tanpa ijin untuk usaha dan tempat hunian akibatnya penataan lingkungan dikemudian hari semakon pelil dan harus ditertibkan. 

Alih fungsi lahan di pemukiman, menjadi isu penting terutama di area pemukiman padat penduduk, lahan yang ada tidak bisa bertambah, hanya bisa menambahkan ruangan dengan pola gedung bertingkat, belum lagi bagaimana ketika ada hujan, urusan drainase, urusan sumur resapan dan saluran pembuangan air yang bagus dan tidak terlihat ada genangan sampah, dampaknya adalah sumber bagi nyamuk untuk tempat bertelur yang aman dan akhirnya sumber penyakit DB.

Betapa peliknya menata penduduk jika daerah tidak membuat grand desain kependudukan yang holistik dan integratif, pola parsial dan egosektoral mestinya sudah saatnya di tinggalkan, semua teori kependudukan sudah menjelaskan dengan cukup jelas bahwa salah satu cara agar tidak terjadi ledakan penduduk maka harus dikendalikan dengan baik oleh daerah itu sendiri.

Bonus demografi harus berkualitas,termasuk lansia harus produktif, penyakit degeneratif harus ditangani dengan serius dan program KB harus menjadi prioritas utama. Kalau penanganan pengendalian penduduk hanya simbol saja maka dikemudian hari akan terjadi beban ganda bagi daerah itu sendiri yang akan merasakan sendiri akan bonus demografi di kemudian hari dengan banyaknya usia produktif yang menganggur, angka kriminalitas naik, angka masalah kesenjangan sosial yang kentara, belum lagi masalah rawan pangan yang ada karena lahan yang dimiliki sudah berubah fungsi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun