Belajar dari perhelatan besar di Monas, di mana saat ada kegiatan selesai, sampah terlihat berserakan, namun berbeda dengan acara apel kebangsaan yang diselenggarakan oleh pihak Kesbangllinmas Provinsi Jawa Tengah ternyata pihak penyelenggara telah menerjunkan pasukan bersih-bersih sejak pagi hingga selesai acara yakni dari pukul 07.00 wib hingga pukul 12.00 wib.
Saya menyaksikan langsung tapi lupa untuk mengabadikan moment petugas bersih-bersih sampah yang biasanya dibuang oleh para peserta apel kebangsaan, sehingga tidak muncul fenomena kotor saat perhelatan acara selesai.Â
Jateng benar-benar menunjukkan kepada daerah lain,bahwa pemprov jateng sudah meminta kepada pihak penyelenggara dalam hal ini even organisir untuk peduli sampah, dan pastikan bersih setelah acara selesai.Â
Penulis pun harus berjalan 10 km menuju lokasi acara, walaupun situasi gerimis namun semangat emak-emak berjalan membikin saya sebagai generasi muda untuk tidak kalah dan jaga fisik, masa kalah sama semangatnya emak-emak.Â
Rata-rata petugas yang disiapkan adalah generasi muda, jika dari penampilan, kayaknya dari unsur mahasiswa di wilayah semarang dan sekitarnya yang ditugaskan untuk bersama temannya bertanggungjawab di titik tertentu dan harus bersih, sampah dimasukan ke kantong kresek besar dan ditaruh dikendaraan yang disediakan oleh pihak Pemprov yakni bagian kebersihan dan pertamanan.Â
Mereka tampak cekatan dan woro-aoro dengan pengeras suara, dengan harapan bagi utusan daerah untuk tidak memebuang sampahnya sembarangan, silahkan mendekat ke petugas pengumpul sampah, termasuk ada mobil pemadam kebakaran, mobil pdam, dan toilet umum yang disiapkan bagi mereka yang sulit untuk cari toilet di musholla atau masjid atau di warung makan sambil menikmati segelaa kopi lalu bisa ke toilet warung makan tersebut, sambil menyelam minum air.Â
Khusus mereka yang mempunyai hajat pernikahan di jalan pandanaran harus sedikit kecewa karena beberapa ruas jalan di tutup total. Sehingga tamu undangan resepsi sedikit kecewa,tapi apa boleh buat, kepentingan negara sehingga harus didahulukan.
Sementara itu, beberapa pedagang kaki lima dan juru parkir ikut kebanjiran rejeki karena hampir rata-rata para utusan daerah ini membeli barang dagangannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H