Perubahan butuh proses dan tidak bisa cepat jika tidak di mobilisasi dan digerakan lewat komitmen yang kuat dari level daerah, pastikan agar semua sekolah memiliki fasilitas untuk peserta didik dan guru yakni kemudahan untuk mencari tempat CTPS. Bisa semi permanen atau permanen, sekolah adiwiyata pun sudah digemakan oleh pemerintah pusat, belum lagi sekolah peduli lingkungan.Â
Peran agen perubahan menjadi penting, siapa lagi kalau tidak relawan CTPS, bentuk promosi dan edukasi harus selalu di lakukan secara terus menerus, praktek CTPS harus rutin dilakukan, bagi yang bisa maka harus menularkan ilmu yang dimiliki, dan bila ini rutin dilakukan maka secara reflek saat mau makan ataupun setelah makan secara otomatis akan melakukan CTPS.Â
CTPS yang baik adalah airnya mengalir, jadi kalau ada CTPS pakai mangkok di kasih sisa buah jeruk maka tidak disarankan, karena airnya jelas kotor dan bakteri dari air trsebut akan menempel di tangan, gunakan air yang mengalir saat CTPS, dan pakai sabun atau deterjen untuk membersihkan tangan anda biar tidak terkena kuman akibatnya bila pencernaan tidak sehat bisa memungkinkan diare, kalau sudah diare tak kunjung sembuh, belum lagi kalau kebiasaan buang air besar sembarangan maka berpotensi kuman lebih besar dan lingkungan sekitarnua juga berpotensi rawan penyakit.Â
Pendampingan Guru Kelas menjadi penting agar perilaku CTPS peserta didik benar dilakukan dan menjadi kebiasaan rutin dan melekat tanpa ada paksaan, semakin loyalitas dan kuatnya perubahan perilaku ini maka peserta didik ini akan menjadi agen perubahan di masyarakatnya untuk memberikan contoh terbaiknya, misalnya peserta didik diminta untuk melakukan agen perubahan di lingkungannya, semakin ini dilakukan maka semakin masif, dampaknya ada perubahan karakter masyarakat untuk melaksanakan CTPS tanpa di paksa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H