Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Berlebihan Saat Makan, Apalagi Makan Barang Haram

24 September 2018   21:23 Diperbarui: 24 September 2018   21:58 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KH. Subhan Makmun Pengasuh Ponpes Assalafiyah 2 Brebes/dokpri

Brebes - Jangan suka makan berlebihan, apalagi saat makan lalu sisanya dibuang tidak dihabiskan, jangan suka makan haram karena berpengaruh pada kondisi badan dan juga mengurangi ketaatan dalam ibadah, seperti saat adzan tidak dengar, wiridan malas, disuruh taat lebih suka tidur dikamar,  berbeda bila tubuh kita konsumsi makanan halal maka dampaknya positipnya pertama semangat ibadahnya, kedua jika sudah tua akan menjadi sholeh keturunannya, dan ketiga diluaskan rejekinya.

Demikian disampaikan pengasuh pondok pesantren Assalafiyah 2 KH.Subhan Makmun pada saat mengajar kitab taklim muta'alim bersama ratusan santri di masjid ponpes. Brebes (24/9/2018).

Kyai Subhan menambahkan, betapa pentingnya menjaga keseimbangan tubuh kita, Allah SWT melarang orang berlebih-lebihan, makan dan minum jangan berlebihan, berlebihan, tidak memberikan hal positif kenapa demikian, karena bisa merusak dan merugikan. Sikap yang lahir dari jiwa yang tidak stabil, larangan berlebihan ini, juga untuk urusan akhirat, dan juga bukan hanya dunia.

Banyak mudhorotnya bila dalam mengkonsumsi makanan dan minuman, selain bertambahnya tubuh karena obesitas maka dampak negatifnya banyak menyertai penyakit yang dialaminya.

Dikatakan kyai, kapasitas usus itu ada batasnya, jika usus yang ada tidak di kelola dengan baik maka akan berakibat bermasalah pada pencernaan dan juga tubuh kita. Panjang usus menusia sekitar 3 meter. Tapi kalau manusia mati, usus kehilangan keelastisanya dan memanjang menjadi 8,4 meter.

Pada umumnya dinding usus terdiri dari serabut  otot, jadi usus dapat mencerna makanan yang lewat didalamnya. Usus mencampur makanan dengan sekresi tertentu dan kemudian meneruskanya.

Untuk melakukan hal ini, usus halus mengandung lubang yang tak terhitung jumlahnya. Setiap lubang menahan sedikit makanan dan mengerjakannya, mengaduknya dan mencernakanya selama sekitar 30 menit. Lalu makanan itu diteruskan ke lubang selanjutnya.

Selain itu, kyai subhan juga menjelaskan, Allah SWT tidak senang dengan umatnya yang hidup di dunia yang berlebihan, sombong dan pelit atau medit. Hidup didunia harus menjadi panutan bagi sesama termasuk dengan lingkungannya. Bila tidak pernah dusta, jika menghukumi sesuatu adil dan saat diminta kasih sayangnya dari orang kecil maka umat dimanapun berada akan terwujud kebaikan bagi daerahnya.

Namun bila sebaliknya mereka yang suka fitnah atau hoak dalam menyampaikan atau menginformasikan sesuatu dan dalam memutuskan perkara tidak adil maka bukan kebaikan umatnya yang muncul bahkan sebaliknya. ( Bahrul Ulum)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun