Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pentingnya Mengetahui Jejak Nasab lewat Silsilahnya

20 Juni 2018   16:37 Diperbarui: 20 Juni 2018   23:58 3530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap manusia yang dilahirkan didunia ini ingin mengetahui identitas yang jelas dan garis nasab yang terdokumentasikan. Namun sebagian dari mereka yang punya keturunan atau garis nasab terkadang kurang paham dengan garis keturunannya. 

Banyak yang terputus dan menyembunyikan silsilah keluarganya kepada umum, dikhawatirkan menjadikan anak keturunannya pun kesulitan mengetahui siapa nama simbah diatasnya minimal 7 turunan ke atasnya. 

Bagi sebagian ulama NU mengetahui garis keturunan simbah-simbahnya sudah mulai dirintis oleh para keluarga mereka, bisa lewat halal bi halal atau perkumpulan keluarga bani besarnya dan mencari informasi silsilah simbah diatasnya, sehingga nanti muncul riwayat silsilah keluarga besar dari xxxx hingga sampai ke dzuriyah rosulullah. 

Namun terkadang ada juga yang tidak sempat mengetahui silsilah hingga dzuriyah rosul, sehingga saat mengirimkan doa pun hanya berhenti di buyut saja, sampai ke atasnya sudah tidak paham, biasanya selesai di silsilah keluarga hingga nasab ke tingkatan 5, bisa terekam jejaknya sampai 7 turunan atau ke atasnya sangat jarang. 

Terkecuali kalau silsilah dzuriyah para habaib lebih banyak paham silsilah nasabnya hingga sampai rosulullah, sehingga para habib pun dengan mudah bertawasul hingga sampai ke simbah kakunhnya sampai ahli baitnya secara komplit. 

Sahabat kompiana, selam nyadran di kota ukir, penulis sering di sodorkan dan melihat langsung silsilah keluarga dari garis keturunan mertuaku, mereka menceritakan kenapa anda harus panggil kakak, paman, pak dhe, maupun simbah atau lainnya, begitu kental sekali unggah ungguh keluarga didalam mempertahankan adat istiadat gaya ketimuran. 

Bahkan ada salah satu anak pak dhe bercerita tentang silsilah dzuriyah mertua hingga ke Sunan Zaenal Abidin Demak, sampai ke sunan ampel. Namun itu harus ditelusuri hingga jelas kebenarannya. 

Silsilah Syekh Maulana Malik Ibrahim Kedung (Dokumentasi Pribadi)
Silsilah Syekh Maulana Malik Ibrahim Kedung (Dokumentasi Pribadi)
Saat ke Kecamatan Kedung Jepara, disitu ada 3 makam habaib dan Al Habib Lutfi pun pernah membacakan silsilah makam ini, bahwa sitempat ini adalah kerabat dzuriyahnya. Penulis akhirnya mencona untuk membaca dan mendokumentasikan riwayat yang tertera di dinding makbaroh tersebut. 

Sebuah inspiratif yang saat ini penulis coba ungkap, betapa luar biasanya perjuangan para ulama terdahulu dari timur tengah dan sengaja datang ke Indonesia untuk menyebarkan agama islam, dan para habib ini rela meninggalkan keluarga untuk mengamalkan ilmunya para nabi. 

Hingga sampai wafatnya pun masih sempat diziarahi oleh para umat islam, bahkan dicari silsilah riwayatnya ini makam keramat ini punya silsilah sampai dimana. Karena sudah di tasyreh sama al habib lutfi bin yahya dan tercantum juga dalam silsilah di dinding makbaroh akhirnya makam inipun menjadi referensi bagi warga jepara dalam mendokumentasikan dalam buku sejarahnya sebagai makam waliyullah yang perlu dirawat dan dijadikan situs ziarah waliyullah di Kabupaten Jepara. 

Ada hal yang unik memang, sejumlah warga yang pernah nyantri di pondok pesantren mencoba untuk mengumpulkan nama-nama leluhur di semua desa di Kabupaten Jepara, sehingga anda bisa membaca per kecamatan, per desa dan nampak terpampang di situs ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun