Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Nyekar Jadi Agenda Idhul Fitri Tiap Tahun

15 Juni 2018   17:52 Diperbarui: 15 Juni 2018   22:18 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nyekar ke Makbaroh/Doc bertuahpos.com

Nyekar atau ziarah ke makbaroh (makam) keluarga menjadi agenda tahunan bagi penulis, namun bagi sebagian umat muslim yang tidak punya makam keluarga, mereka berziarah ke makam muslimin muslimat di kampungnya, biasanya dilakukan setelah melaksanakan sholat idhul fitri. 

Bacaan tawasul yang ditujukan kepada para nabi, guru yang telah berjasa dan tiada, doa untuk para syuhada dan juga para muslimin muslimat di desanya termasuk doa keluarga yang sudah tiada, mereka juga baca tahlil dan doa kubur yang dibacakan oleh imam tahlil, ada juga yang menambahkan yasin sehingga semakin lengkap dan butuh waktu hampir 1 jam di tempat makbaroh. 

Doa yang dipanjatkan semua sesuai syariat islam yang dibawa oleh para nabi dan dilanjutkan oleh para ulama dimana ulama ini menuliskan dalam bentik pedoman ziarah kubur beserta adab ziarah kuburnya, disunahkan saat ziarah berwudhu terlebih dahulu, kemudian membersihkan makam makbaroh keluarga dan menaburkan bunga diatas makam pendahulu. 

Doa anak sholeh menjadi pegangan bagi umat muslim di tanah nusantara Indonesia. Mereka secara ikhlas membacakan tahapan demi tahapan yang ada di buku yasin dan tahlil yang dibawa. Dengan khusyu dibacakan dengan harapan doa yang dipanjatkan ini sampai kepada ahli kubur yang dikirimkan doa. 

Perasaan sebagian umat muslim jika saat lebaran tidak ke makbaroh atau nyekar maka seperti ada hutang. Jika tidak di lakukan hati penuh keraguan dan merasa bersalah karena sebagai anak atau cucu atau putu harus selalu mengenang jasa para pendahulu yang telah berjuang untuk syiar islam dan juga kelangsungan ahli warisnya. 

Mengutip di portal nuonline tantang ziarah kubur, ternyata Kita telah diperintah untuk ziarah kubur, Rasulallah s.a.w. dan para sahabat juga menjalankan ziarah kubur. Jadi tidak ada dasar sama sekali untuk melarang ziarah kubur, karena kita semua tahu bahwa Rasulallah pernah ziarah ke makam Baqi' dan mengucapkan kata-kata yang ditujukan kepada para ahli kubur di makam Baqi' tersebut.

Dalil-dalil tentang ziarah kubur, pertama Rasulallah s.a.w bersabda: Dahulu aku telah melarang kalian berziarah ke kubur. Namun sekarang, berziarahlah kalian ke sana. (H.R. Muslim)

Kedua, dari Abu Hurairah r.a. Berkata, Rasulallah s.a.w. bersabda: Aku meminta ijin kepada Allah untuk memintakan ampunan bagi ibuku, tetapi Allah tidak mengijinkan. Kemudian aku meminta ijin kepada Allah untuk berziarah ke makam ibuku, lalu Allah mengijinkanku. (H.R. Muslim)

Ketiga, dalam riwayat yang lain dari Abu Hurairah bahwa : Nabi s.a.w. ziarah ke makam ibunya kemudian menangis lalu menangislah orang-orang sekitarnya. (H.R. Muslim [hadits ke 2256], dan al-Hakim [hadits ke 1390]).

Adapun terkait dengan tabur bunga yang dibawa dari beli di pasar, dihimbau penabumya memilih bunga-bunga yang masih segar agar bisa memberi "manfaat" bagi si mayit, sebab bunga-bunga tadi akan bertasbih kepada Allah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun