Semua yang menjalankan puasa ramadhan, ingin mendapatkan berkah Malam Lailatul Qadar dimana salah satu malam di bulan Ramadhan yang sangat dinantikan oleh seluruh umat muslim tidak hanya di Indonesia saja, tapi juga umat muslim di seluruh dunia.Â
Allah SWT berfirman dalam Qur'an Surah Al Qadar ayat 97, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan bagi siapapun yang beribadah di malam diturunkannya Al-Qur'an ini maka pahalanya akan dilipatgandakan lebih dari 29.500 lipat. Yang sama artinya dengan terus menerus beribadah lebih dari seribu bulan atau selama 83 tahun.
Pada malam ini juga turun malaikat-malaikat yang membawa rahmat ke bumi termasuk juga malaikat Jibril dengan izin Allah SWT untuk mengatur segala urusan. Inilah alasan malam Lailatul Qadar juga merupakan malam penuh keberkahan dan kesejahteraan hingga terbitnya fajar.
Bila umat islam di saudi arabia, saat di minggu terakhir bulan ramadhan maka seluruh warga di tanah suci makatul mukaromah pun sengaja iktikaf di masjid, membaca alquran, dan melakukan ibadah di masjidil haram, wajar jika semua warga Indonesia yang mampu hartanya ingin menjalankan puasa saat akhir ramadhan.Â
Sholat di masjidil haram pahalanya 100.000 kali sholat di Indonesia, sehingga saking istimewanya, para pemburu pahala pun mengeluarkan hartanya untuk memanfaatkan keistimewaan yang begitu besar sehingga sangat merugi jika ini disia-siakan oleh penduduk sekitar Masjidil Haram dan juga umat islam dunia yang sengaja melakukan ibadah selama puasa di tanah suci.Â
Keistimewaan shalat di Masjidil Haram ini dapat menjadi media untuk mengejar kekurangan amal umat Rasulullah. Sebab, jika dibandingkan dengan umat-umat Nabi sebelumnya, usia umat Muslim sekarang tidaklah panjang.Â
Rasulullah memberikan batasan antara usia 60 tahun sampai 70 tahun untuk umat-umatnya. Sementara umat nabi-nabi dahulu berusia ratusan tahun, seperti nabi Nuh yang berusia 950 tahun. Dengan fadhilah shalat yang ajaib ini, kita sebagai umat Rasulullah dapat mengejar ketertinggalan dalam hal ibadah.
Jika dihitung kemudian dibandingkan, dengan fadhilah keutamaan malam lailatul qadar, yaitu seribu bulan, maka keutamaan dan fadhilah shalat di Masjdil haram melebihi separuh dari keutamaan malam lailatul qadar.Â
Perhitungannya dapat dimisalkan, sehari di Masjidil Haram sama halnya dengan 667 bulan, yaitu lebih dari separuh malam lailatul qadar. Jika dua hari melakukan shalat fardhu di Masjidil Haram, maka sama halnya mendapatkan malam lailatul qadar.Â
Jika kelak diakhirat kita dipertemukan dengan para pengikut nabi Nuh, maka tak kalah banyaknya, meskipun dengan usia yang jauh lebih pendek dibandingkan usia mereka.
Sahabat, bagaimana dengan kondisi jamaah sholat teraweh di akhir puasa ramadhan, ternyata semakin menyusut, karena berbagai faktor pertama mereka disibukkan urusan dunia, dengan belanja di mall atau di tempat keramaian termasuk buka bersama dan aktivitas lain, kedua sibuk urusan mudik yang terjadi jika daerahnya banyak orang muhajirin lalu mudik maka sepi tempat ibadahnya, tinggal beberapa shof saja, ketiga adalah konsentrasi ibadah semakin berkurang karena disibukkan untuk mengurus persiapan lebaran dan juga persiapan lainnya.Â
Fenomena shof semakin maju itu terjadi disemua masjid dan musholla di seluruh nusantara, kayaknya ada perubahan sikap masyarakat kita di saat akhir bulan ramadhan, dan sangat berbeda dengan di tanah suci mekkah, semakin mendekati lebaran maka semakin penuh shof bahkan cenderung meluas jamaahnya sampai lantai masjidil haram hingga ke keluar  pelataran masjidil haram.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H