Istilah angpao atau angpo itu dipakai oleh umat agama lain saat perayaan hari imlek, dengan ketentuan Bagi yang telah menikah dan pastinya sudah bekerja, selain wajib memberi pada orangtua dan para keponakan yang masih kecil, tetap harus memberikan pada si lajang. Tapi di beberapa keluarga ada yang menghentikan pemberian angpao begitu si lajang sudah dewasa dan bekerja.Â
Makna angpao pada saat imlek bukan pada isinya, tapi amplop merahnya. Baik yang menerima atau yang memberi diharapkan akan sama-sama beruntung, mendapatkan rejeki berlimpah di tahun baru.Â
Pada hari imlek atau hari raya umat tionghoa, memberikan angpo adalah kesempatan yang tepat karena semua keluarganya berkumpul. Jika berlebih, maka bagikan rejeki tersebut kepada yang lainnya.Â
Tidak untuk disombongkan, tapi untuk dinikmati bersama. Mengucapkan syukur akan hari-hari dan waktu yang telah dijalani. Lupakan kesalahpahaman yang sempat terjadi, mari menyambut hari yang baru dengan lebih baik lagi.
Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting orang Tionghoa. Perayaan tahun baru imlek dimulai di hari pertama bulan pertama (bahasa Tionghoa: ; pinyin: zhng yu) di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh di tanggal kelima belas (pada saat bulan purnama).
Salahkah Istilah Angpao Di Pakai Saat Lebaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), angpao dikenal dengan kata angpau, sudah mengalami transliterasi. Menurut KBBI, angpau adalah amplop kecil untuk tempat uang sumbangan yang diberikan kepada orang yang punya hajat seperti pernikahan dalam adat Cina. Masih dalam KBBI, istilah lain angpau adalah hadiah atau pemberian uang.
Ini artinya bisa dikatakan, asal mula istilah angpao berasal dari bahasa Cina, yang kemudian diserap menjadi bahasa Indonesia dengan sebutan angpau, yang berarti hadiah atau pemberian uang. Baik buruknya pemberian tergantung tujuan pemberiannya.
Sementara itu, di Arab Saudi juga dikenal istilah angpau atau uang lebaran, yang disebut dengan Eidiyah. Dalam bahasa Indonesia, saya meyakini, kata Eidiyah ini kemudian mengalami transliterasi dan diserap menjadi kata Hadiah.
Angpau, uang Lebaran, ataupun Eidiyah, esensinya adalah hadiah. Saling memberi hadiah di kalangan Muslimin memiliki pengaruh besar dalam menumbuhkan rasa cinta, dan menguatkan tali persaudaraan. Sebaliknya, menyepelekan hadiah bisa menyebabkan pengaruh yang kurang baik dan menghilangkan rasa cinta di antara mereka.
Pro dan kontra mesti terjadi, jika milih pro karena eidiyah atau angpau tersebut untuk saling menguatkan tali persaudaraan, berbagi bersama atas nikmat yang diberikan, dan diniatkan shodaqoh kepada ponakan atau keluarga dilingkungan sendiri, barangkali dengan cara ini mereka bisa terikat dan tidak ada gap antara yang kaya dan miskin.Â
Hanya sayangnya terkadang jumlahnya hadiah ini tidak ada ukuran pastinya, kemungkinan semakin kaya malu jika memberikan hadiah kecil kepada ponakan, jika semakin banyak ponakan senyumnya mungkin beda dengan yang kecil.Â
Secara kontra bahwa eidiyah atau hadiah berupa angpao baik dikasih amplop putih kecil atau amplo berwarna substansinya melatih anak untuk mengemis, dampaknya watak anak nantinya meminta-minta, akhirnya saat dewasa menjadi orang yang tidak memberi malahan sukanya meminta-minta, sayangnya image ini belum ada studi penelitian atau kajian terkait angao di hari lebaran apakah ada korelasi bahwa pemberian angpau atau eidiyah ini sana dengan pengemis, padahal kalau pengemis itukan ada ucapan pak...bu...minta sedekahnya...kasihan saya, sudah 3 haribiji belum makan... salah satu ucapan yamg disebutkan dan pakaian yang dipakai adalah lebih lusuh dibandingkan anak-anak yang diberi ampau atau eidiyah.Â
Sebagian masyarakat  moment Idul Fitri adalah momen yang tepat untuk memberi hadiah dalam rangka memperkuat silaturahim. Sangat susah untuk mengumpulkan sanak saudara bila dihari-hari lain, disamping alasan kesibukan antar keluarga juga tuntutan pekerjaan yang menyebabkan mereka tidak bisa berkumpul, paling ada jika ada keluarga yang lain krna musibah atau meninggal dunia baru bisa dikumpulkan, atau moment pernikahan atau keperluan acara keluarga atau saat mau berangkat haji, itupun masih dianggap tabu saat memberikan hadiah atau angpau.Â
Sedangkan kalau aat itu idhul fitri sambil salam-salaman, sangat tepat jika memberi hadiah yang disenangi kepada orang yang selalu menanti-nantinya seperti anak kecil, istri, dan lainnya. Begitu juga dengan orang tua, yang selalu menanti-nanti anaknya di hari Lebaran. Mendahulukan pemberian kepada orang tua yang harus dihormati, sangat dihargai dalam Islam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI