Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Culas Belajar, Raih Prestasi dengan Mencari Ilmu

12 April 2018   06:51 Diperbarui: 12 April 2018   14:25 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gapai cita-cita/Doc purekids.co.id

Embun pagi sahabat, Di setiap tangan kita ada penunjuk jalan yang akan mengantarkan kita ke surga atau ke neraka. Gapailah prestasi melalui menuntut ilmu jangan malas belajar nanti rugi dikemudian hari. 

Inspirasi tulisan pagi ini adalah saat penulis membaca status Prof. Dr. Anton Satria Prabuwono, seorang pakar robotik dunia warga negara Indonesia berkelahiran di Brebes Jawa Tengah. Sekarang menjadi salah satu Profesor yang mengajar di Universitas milik Saudi Arabia. 

Dalam statusnya tertulis " Minggu yang lalu ke Mekkah mengunjungi sanak saudara yang sedang menunaikan ibadah umrah. Sesampainya di lokasi, jalanan menuju Masjid al Haram penuh sesak berpapasan dengan para jamaah yang baru menyelesaikan sholat Dzuhur.

Terharu dan tertegun, "Masya Allah, ribuan manusia datang beribadah dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Masjid ini. Sedangkan kami, Alhamdulillah, diberi kemudahan datang ke Masjid ini dari tempat tinggal kami sekarang mengemudi kendaraan bersama keluarga bahkan sempat sarapan di Jeddah. Allahu Akbar."

Maka seluruh pengorbangan, susah payah, perjuangan dan jatuh bangun yang pernah dilalui selama hidup termasuk waktu studi dari Sarjana sampai Doktor hilang seketika. 

Bahwa lebih dari separuh umur ini digunakan untuk belajar dan menuntut ilmu, bahkan sampai sekarang pun masih terus belajar. Karena pada hakekatnya mengajar adalah juga belajar.

Sempat bertanya kepada sanak saudara dan disebutkan bahwa biaya umrah dari tanah air sekitar Rp 26 juta per orang. Maka semakin sesak dada ini menahan haru dan syukur yang mendalam.

Betapa tidak, sebagai dosen di universitas milik pemerintah Arab Saudi yang berlokasi di Jeddah, kami tidak perlu mengeluarkan biaya apapun untuk datang ke Masjid al Haram, kecuali mengisi bahan bakar, makan dan hotel (kalau bermalam). 

Malahan kami mendapat fasiltas dan dibayar (gaji) memadai setiap bulan oleh pemerintah. Tidak hanya itu, sebagai Profesor juga diberikan tunjangan setiap tahun pulang ke kampung halaman (dimanapun lokasinya) bersama keluarga dengan tiket pesawat kelas bisnis. Alhamdulillah. Allahu Akbar.

#catatan_dari_kampus_tepi_laut_merah

Apa yang ditulis oleh Prof. Anton ini sama dengan apa yang disampaikan oleh KH Subhan Makmun salah satu  Rois Syuriah PBNU dari Brebes disaat membacakan dan menerjemahkan kitab ta'lim muta'alim dan disampaikan ke santrinya setiap senin malam selasa di Pondok Pesantren Assalafiyah II Saditan Kelurahan Brebes Jawa Tengah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun