Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Air Citarum Mengandung Logam Berat yang Bisa Merusak Susunan Saraf

11 April 2018   10:52 Diperbarui: 11 April 2018   11:00 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
regional.kompas.com

Jakarta -Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Nila Moeloek mengatakan logam berat yang terkandung di air sungai Citarum dapat merusak susunan saraf. Pernyataan itu Menkes ungkapkan dalam paparannya pada Rapat Kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Jumat (6/4), Jakarta Selatan.

"Ya itu gara-gara sungai citarum tercemar, ada zat-zat logam berat itu. Itu merusak susunan saraf," kata Nila.

Hasil penelitian Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor, mengungkapkan bahwa limbah yang mengandung logam berat seperti cadmium (Cd), tembaga (Cu), dan timbal (Pb) mudah diperoleh pada lingkungan akuatik yang banyak digunakan oleh industri, pertambangan, dan rumah tangga.

Menurut penelitian tersebut, logam berat yang berada di dalam tubuh manusia akan mengalami proses peruraian menjadi ion-ion di dalam usus. Ion tersebut masuk ke dalam darah dan mencapai target organ, salah satunya otak.

Selain itu, dalam studi kasus sungai citarum yang diterbitkan oleh Greenpeace Asia Tenggara dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat pada November 2012 dijelaskan bahwa benar logam berat menjadi salah satu kontaminan utama yang mempengaruhi kualitas air Sungai Citarum.

Logam berat merupakan elemen yang tidak dapat terurai (persisten) dan dapat terakumulasi melalui rantai makanan (bioakumulasi), dengan efek jangka panjang yang merugikan pada makhluk hidup.

Pencemarannya memang luar biasa, Menkes mengatakan perlu kerjasama dari semua sektor. Misalnya pada program padat karya tunai, dalam program itu Kementerian Kesehatan menjadi bagian di dalamnya.

"Titik sentralnya diminta Posyandu, artinya leading nya tetap kesehatan di sini. Tapi saya minta harus ada akses air bersih, sanitasi, semuanya harus sinergi, semuanya harus secara bersama untuk mengatasi masalah ini," jelas Nila.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun