Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kalau Sudah Gundul Hutannya Siapa yang Rugi

10 April 2018   09:35 Diperbarui: 10 April 2018   09:52 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sayuran di Desa Sridadi Sirampog Brebes/Doc Pribadi

Pagi ini inspirasi penulis adalah kaget dengan alih fungsi hutan di wilayah Sirampog Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Hunian rumah di bawah bukit sudah mulai bertambah, termasuk beberapa lahan yang dulu ditanami pohon tegakan, berubah menjadi lahan pertanian berupa sayur mayur.

Sayuran yang ada bawang daun, slada, buncis, wortel, tomat, dan kentang. Sayuran ini marak ketika mulai masuk.zaman reformasi dimana muncul pembalakan hutan yang masuk. Awalnya tumpangsari, namun seiring bergulirnya waktu, akhirnya reboisasi kalah, sayuran menjadi primadona bagi masyarakat. 

Upaya reboisasi sudah pernah dilakukan, karena urusan perut atau ekonomi guna pendapatan keluarga sehingga menjadi nilai ekonomis bagi warganya. Rumah semakin bertambah, dinding rumah semakin baik dan roda ekonomi atas adanya sayur mayur ini menjadi meningkat dan merata. 

Alih fungsi hutan/doc pribadi
Alih fungsi hutan/doc pribadi
Masalah sekarang adalah posisi gunung sudah semakin gundul, hutan produksi sudah berubah fungsi, resapan air berkurang, sehingga simpanan air pada sumber mata air yang tersedia semakin berkurang. 

Sayuran ini dibeli sama pengepul sayuran, mereka setiap hari membeli produk petani dan dikirimkan ke pasar lokal yakni ke bumiayu, ajibarang dan purwokerto termasuk sampai ke Brebes dan Tegal. 

Beberapa desa di Kecamatan Sirampog yang sudah menanam sayuran yakni Desa Sridadi, Desa Kaligiri, Desa Dawuhan, Desa Igirklanceng, Desa Batursari, Desa Mendala. 

Sedangkan desa yang mempunyai Sumber mata air yang besar dan dimanfaatkan oleh PDAB Jawa Tengah ada di Desa Kaligiri, yang baru ada lagi mata air tuk uleng di desa plompong. 

Tuk Suci dan Tuk Pandan ada di Desa Dawuhan, sebagian diambil PDAB Jateng untuk mengaliran 3 wilayah yakni Brebes, Tegal, Slawi. Sebagian di Tuk Suci Dawuhan pada sumber mata airnya ada resapan air dari pohon tegakan. 

Hutan dikaligiri untuk resapan air di sumber mata air yang dimanfaatkan oleh PDAB Jateng kurang banyak, sehingga perlu ada reboisasasi untuk sumber resapan air, jangan sampai di tahun 2021 akan habis pada ketersediaan airnya. 

Desa mendapatkan bagi hasil sumber mata air Rp 148 juta dari PDAB sedangkan dari PDAM Brebes berkisar Rp 300 ribu per bulannya yang disetorkan ke pendapatan asli desanya. 

Sekdes Kaligiri Karsono mengatakan, membenarkan bahwa ada pendapatan bagi hasil yang didapat dari PDAB Jateng dan PDAM Brebes dan tercatat dalam dokumen APBDes desanya. 

Terkait dengan hutan tegakan yang ada di sumber mata air, pihak desa sudah mengingatkan kepada warga agar tidak menebang hutan sembarangan, walaupun masih ada yang menebang perlahan-lahan. " Upaya desa sudah dilakukan ke warga untuk melestarikan hutan agar sumber mata air tersebut lestari," imbuhnya. 

Tantangan bagi aktivis lingkungan atau dari pihak Pemerintah Desa, Kecamatan dan Kabupaten adalah bagaimana reboisasi akan berhasil dibenahi bila nilai ekonomis sayuran lebih untung dibandingkan dengan menanam hutan produktif sebagai sumber kehidupan makhluk hidup. 

Mestinya Pemerintah Daerah juga harus hadir dalam persoalan ini, karena tidak segampang membalikan tangan untuk menyelesaikan masalah ini. Bagaimana warga tidak merasa dirugikan, bila ada program reboisasi atau penghijauan sedangkan income pendapatan harus terjaga dengan baik untuk kesejahteraan bersama. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun