Bisnis rental sudah menjamur ke pelosok perkotaan bahkan cenderung ke perkampungan, begitu pula dengan bisnis mobil travel pun sudah mulai dilirik oleh para pebisnis baru, mobil yang dipakai dari mulai luxio, xenia, avansa, hingga mobil minibus isuzu elf, kia pregio, travello. Ada yang isi 12, 14, 16 hingga 18 penumpang.Â
Beragam mobil travel berplat hitam, dengan nomor seri ada jakarta, plat Brebes, Plat Cirebon, Plat Bandung maupun Plat daerah lain, bagi mereka yang penting bisa untuk membawa penumpang dari Desanya sampai ke ibukota jakarta, bogor ada juga yang ke bandung.Â
Kelebihan mobil travel berplat hitam, penumpang tidak usah khawatir ke tempat lokasi travel, asal sudah langganan, hanya via telpon saja sudah dijemput dan langsung diantarkan ke lokasi tujuan.Â
Walaupun ada selisih yang jauh antara naik kereta api atau bus umum atau bus kelas eksekutif, tapi bagi mereka nyaman pakai travel, barang bawaan langsung ditaruh di bagasi belakang, dan tidak khawatir bila ke jakarta,karena diantar sampai alamat tujuan.Â
Mobil travel ini juga bisa menerima paket titipan barang dari kampungnya ke alamat ibukota, jika paket dikirimkan lewat jasa pengiriman paket, mereka merasa jauh dari kampungnya menuju ke ibukota Kabupaten, makanya alternatif paket travel ini sebagai transportasi yang dianggap penting untuk ketemu dengan familinya dan juga untuk kiriman bisnis usaha UMKM nya ke jakarta.Â
Hampir semua desa di Kecamatan Salem dan Kecamatan Banjarharjo menggunakan jasa travel sebagai transportasi yang paling nyaman, supirnya orang asli desanya, mobil yang ditumpangi rata-rata tahu pemiliknya, termasuk tarif pun sudah banyak yang paham, mereka enggan menaikkan tarif secara sepihak, karena bisa diciri oleh warganya jika pakai mobil travel dilingkungannya.
Mobil travel yang laris dan diminati oleh para pekerja yang bepergian ke ibukota Indonesia pertama supirnya tidak ugal-ugalan, bahasa supirnya rata-rata bahasa sunda, jika ada masalah dikendaraan,antar supir saling komunikasi, bila ada mel polisi mereka mengkoordinir ke tim mereka yang sudah di sepakati, dimana saja lokasi yang rutin dikasih uang jalan untuk memperlancar dan tidak menghambat perjalanannya.Â
Semua supir travel itu saling berkomunikasi jika sudah berangkat dari mulai awal jalan dikampungnya hingga sampai ke tempat istirahat untuk makan malam dan mereka gratis makan dapat rokok satu bungkus lagi, semua itu sudah disepakati antar semua supir travel.Â
Wajar saja jika nasib pemilik warung akan cepat kaya jika berinteraksi atau ada para supir travel ini mau mampir dan diorganisir, pemilik warung makan sudah menghitung keuntungan yang didapat dengan datangnya penumpang yang rutin setiap harinya. Bermodal makan gratis, rokok 2 bungkus atau satu bungkus, wedang kopi hitam manis, bisa mendapatkan pelanggan tetap puluhan travel yang hilir mudik datanh ke warungnya.Â
Kalau tidak ada yang makan, mininal dapat dari toilet yang sudah bertarif, lumayan untuk ongkos perawatan dan juga membayar tenaga penunggu toilet. Tapi berdasarkan pengalaman yang ada, hampir rata-rata penumpang itu makan atau minum kopi atau bakso ataupun pesen makanan ringan.Â
Komunitas supir travel ini sudah terorganisir dan kalau ada kendala teknis misalnya rusak dijalan, solidaritas mereka begitu tinggi, dan bisa mengaturnya penumpang yang mobilnya mengalami kendala pada onderdil mobilnya, solidaritas dan rasa saling berteman inilah menjadi modal kuat untuk mengikatnya.Â
Semakin fasilitas mobil travelnya nyaman, maka jelas semakin ramai dan penuh para penumpang, apalagi jika tahu itu mobil bary, ada TVnya, AC nya sangat dingin, joknya masih baru, larinya tidak ugal-ugalan maka menjadi ciri khas pemilihan travel yang dipilih dalam bepergian ke ibukota.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H