Beberapa hari yang lalu, Beredar Informasi Whatsapp (WA) dari Kementrian Desa Republik Indonesia dalam bentuk softcopy tentang Upaya Pemerintah Pusat agar tiap Desa memprioritaskan terkait kesehatan ibu dan anak, prioritas yang ada yakni stunting (anak agak pendek), usia sama tapi tinggi badan anak tidak sama.Â
Kasus tingginya angka Stunting ditingkat Kab/Kota di Indonesia  ini menyebar ke semua pelosok desa. Wajar jika isu ini menjadi isu prioritas bagi desa untuk upaya tindakan baik preventif, kuratif dan promotif, salah satunya lewat komitmennya mengalokasikan anggaran sebagian layanan dasar yakni bidang kesehatan pada aspek perbaikan gizi dan upaya penanganan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).Â
Setiap desa sudah diberikan guidline seperti apa bentuk program dan kegiatan intervensi stunting ini agar bisa masuk dalam musrengbangdes tahun 2018, dan ini perlu komitmen yang kuat dalam perbaikan derajat kesehatan.Â
Dampaknya ikuran program intervensi ini nantinya diharapkan muncul generasi yang akan datang itu menjadi kuat, sehat cerdas dan berkualitas serta tumbuh dengan normal, baik dari berat badan maupun tinggi badannya.
Anak terlalu pendek jangan, terlalu gemuk atau obesitas pada usia anak juga tidak baik, termasuk terlalu kurus atau mengalami gizi kurang dan gizi lebih juga tidak baik dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.Â
Faktor Stunting bagi anak dominan pasa status gizi dan perilaku orangtuanya, termasuk juga pola asupan yang diterima oleh bayi tersebut, faktor penyakit dan juga faktor keturunan ini juga berpengaruh walaupun tidaklah dominan dibandingkan asupan gizi dan juga kondisi kesehatan lingkungan sekitarnya.Â
Bila Ibunya pendek dan Bapaknya tinggi atau sebaliknya, bisa terjadi keturunannya mempengaruhi salah satu kedua orangtuanya, namun jika nutrisi keturunannya dan juga mendapatkan Air Susu Ibu hingga 2 tahun, saat lahir beratnya kurang dari  2500 gram dan panjangnya dibawah  45cm, namun dalam pertumbuhan fisiknya mengalami gizi kronis maka kemungkinan anak ini mengalami kondisi stunting.Â
Stunting dapat dicegah bila dimulai dari masa kandungan hingga 2 tahun. Seperti contoh, seorang ibu yang sedang hamil jangan sampai stres apalagi banyak beban hidup yang harus ditempuhnya, selama hamil berikan asupan terbaik bagi ibunya dan juga janinnya, mereka jangan sampai kelaparan atau tidak mendapatkan asupan gizi seimbang, seperti kebutuhan karbohidrat, protein, kalsium, vitamin, dan asupan gizi lainnya.Â
Ingat, seorang ibu tidak diperkenankan memberikan pisang saat bayi masih usia dibawah 6 bulan, karena bayi belum siap tempatnya, sangat beresiko jika saat masih usia sblm 6 bulan bayi diberi pisang.Â
Setelah 6 bulan hingga 2 tahun, bayi tetap dikasih asupan gizi yang seimbang, kenali semua rasa makanan yang bergizi biar nantinya saat tumbuh besar tidak kaget dan mau merasakan berbagai rasa masakan, tidak ketergantungan dengan satu rasa dan juga tidak ada pantangan atau ketidakmauan anak saat tumbuh besar dengan jenia makanan atau buah-buahan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H