Pembutik ini kadang juga lupa saat makan harus cuci tangan pakai sabun, wajar jika kuman bisa terjadi sewaktu-waktu pada perempuan ini, belum lagi bahaya dari sisa-sisa pestisida yang masih menempel pada daun dan ubi bawang ini. Sedih kan, resiko perempuan yang terpapar pestisida ini, upahnya tidak sebanding dengan resikonya. Tapi gimana lagi, daripada menganggur dan teman sekampungnya rata-rata bekerja di sekotot ini.
Saat bawang merah jadi bibit pun, peran perempuan sangatlah dominan dibandingkan laki-laki, karena sebelum ditaruh bibit bawang di tempat yang sudah disediakan, perempuan ini harus rela melakukan sortir bawang yang kering dan bosok, karena jika tanpa sortiran bibit yang berkualitas nanti berimbas pada penyusutan bibitnya, semakin lama dibiarkan maka semakin merugilah nasib para petani yang buat bibit ini.Â
Wajarkan, jika perempuan ini minta kenaikan upah karena tingkat resiko kulitnya dan juga bahaya pestisida pada fisiknya, dan wajar juga jika para petani dan pengusaha bawang merah menginginkan harga bawang naik terus, tidak seperti sekarang ini, semakin terpuruk dan harga relatif tidak stabil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H