Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Festival Durian Wadah Promosi Unggulan

20 November 2017   13:19 Diperbarui: 20 November 2017   14:33 3312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa daerah penghasil durian, sekarang dalam melakukan promosinya melalui acara Festival durian. cukup merogoh kocek Rp 50 ribu anda bisa mencicipi semua aneka durian yang dipamerkan. mereka sengaja melakukan promosi tentang keunggulan produk duriannya. Bagi pemburu durian, festival durian  bisa menjadi ajang pertemuan dan juga media efektif untuk saling tukar ilmu dan informasi keunggulan masing-masing durian, baik itu rasa, cara merawat durian, maupun mencari bibit unggul durian, sudah banyak festival durian digelar seperti festival durian dari majalengka, durian dari pekalongan, durian dari kebumen, durian dari purworejo, durian dari banyuwangi dan ragam rasa durian dari berbagai pelosok negeri ini.

Saat penulis berkunjung ke Kabupaten Pekalongan, tepatnya di Wilayah Kecamatan Doro, ada patung duren, ada juga pangkalan duren, penjual duren dijual dipasar bejejer, bahkan ada yang sengaja membuat gubug ditanahnya sendiri dengan menjajakan duren, baik itu duren hasil kebun sendiri maupun duren hasil beli dari orang lain (pemasok duren). 

Harga satu buah duren relatif tidak sama, tergantung besar kecilnya duren, termasuk warna dan bau nya didalamnya juga berpengaruh pada harga jualnya. Anehnya, duren di Kecamatan Doro ini, hampir merajahi berbagai kota, baik itu dikirim ke wilayah pemalang,Tegal, Brebes dan daerah lainnya.

Pembaca yang bersahabat, Jadilah duren, jangan kedondong. Walaupun luarnya penuh kulit yang tajam, tetapi dalamnya lembut dan manis. Beda dengan kedondong, luarnya mulus, tapi rasanya agak asem dan di dalamnya ada biji yang berduri. ini mengandung makna, jangan menilai orang dari luarnya saja sahabat. 

Durian itu buah yang sangat unik, dari luar terkesan menakutkan, tetapi ternyata didalamnya mengagumkan. buah durian itu tidak selalu dijual dipasar ada, ada waktunya untuk berbuah, ada waktunya untuk jatuh dan ada waktunya untuk menganggur. Demikian juga dengan manusia sahabat, tidak semua hal yang kita alami, kadang manis, kadang pahit, asam, asin, dan sekali-kali manis. terkadang ada suka dan duka, ada tawa, tangis dan susah senang, semua itu haruslah diterima adanya dengan rasa penuh syukur.

Sahabat, isi durian itu lembut dan nikmat saat dinikmati, artinya dalam menjalani kehidupan, kita perlu belajar untuk lemah lembut dan ramah terhadap sesama tetapi begitu diuji, hati kita kuat menjalani semuanya. Durian walaupun kulitnya dari luar sama, tetapi ternyata isinya berasa berbeda, kadang manis, pahit, agak pahit dan kadang membusuk. ini artinya sehebat apapun ilmu dan pengalaman yang kita miliki belum tentu keinginan dimasa depan selalu terwujud, ikhtiar untuk selalu terencana, walaupun hasilnya kadang tidak sesuai yang kita rencanakan. syukuri apa yang ada bila rencana yang kita inginkan, berbeda dengan kenyataan yang ada.

Oh ya sahabat, durian ini bermanfaat bukan hanya isinya saja, tapi ternyata saat kulit durian yang kering ternyata juga bermanfaat sebagai media tanam yang baik untuk tanaman hias. artinya seburuk apapun keadaan dan kondisi ekonomi keluarga, tetap menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama. Lewat ramah tamah, berbagi informasi, saling membantu, termasuk menjadi pendengar yang baik juga bagian rasa menghormati orang lain.

Durian itu tanaman musiman, dan tidak panen sepanjang masa, artinya kehidupan kita selama ini juga beragam dari hari ke hari. saat sesuatu dikonsumsi terus menerus justru akan menyebabkan kejenuhan.

Oke sahabat, bersama kegiatan festival durian sebenarnya mengajar banyak hal pada kita. Durian jika dilihat dari Kulitnya itu berduri, mengisyaratkan pada kita bahwa ia sulit ditaklukkan. Duri-durinya berfungsi sebagai tameng dan pelindung isi dalamnya yang lezat. Tak jarang tangan kita tergores sengatan duri-duri yang runcing. 

Salah cara mengupasnya, bisa berdarah tangan kita. Tak jauh beda pula bila kita kaitkan dengan keseharian kita. Kadang kita mengalami hal-hal sulit penuh duri yang menghantam. Kalau terus mengeluh dengan sengatan dan hantaman yang menimpa, kita tak akan pernah tahu bagaimana hasilnya usai lolos dari badai hantaman itu. Terus maju, jangan menyerah pada keadaan.

Pada batang durian, durian itu mempunyai pohon yang tinggi. Kita harus berusaha bersaing untuk mencapai sukses, agar dapat memberikan banyak manfaat bagi masyarakat disekiranya. Jangan berdiam diri saja saja, berusaha untuk mencapainya itu adalah yang terpenting

Bila melihat pada buahnya, tergantung di pohon yang tinggi, sulit untuk meraihnya , buahnya lebat sumber rezeki, kalau sudah masak jatuh sendiri, Ibaratkan  sebuah rezeki , jika sudah rezeki kita tidak akan kemana-mana, kalau sudah waktunya dia akan datang dengan sendirinya yang tidak disangka-sangka dan kita tidak mengetahui kapan jatuhnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun