Pertanyaan ini seringkali berkecamuk di pikiran saya setiap kali membaca berbagai berita seputar lika-liku pemilihan presiden 2014 kali ini. Bapak Prabowo dan Hatta yang terhormat, apakah anda berdua baik-baik saja?
Begitu banyak pemberitaan positif serta negatif yang ditujukan kepada anda berdua, dan apakah anda berdua tidak merasa terganggu sedikit pun?
Kalau saya jadi anda berdua, didiskreditkan dengan begitu banyak tuduhan miring di berbagai sosial media saya pasti tidak akan kuat.
..Atau jangan-jangan anda berdua tidak pernah melihat dengan mata kepala sendiri berbagai pemberitaan tentang anda di sosial media? Apakah Prabowo dan Hatta yang digambarkan sebagai orang-orang jenius hanya mendengarkan informasi dari apa yang dipaparkan oleh para pendukung anda?
Masih jelas di benak saya pidato bapak Prabowo berikut, saat empat lembaga survei menyatakannya sebagai pemenang versi quick count mereka. Beliau berterimakasih atas kepercayaan yang diberikan rakyat Indonesia kepadanya dan meminta pendukungnya tetap tenang menunggu hasil resmi KPU.
Kemudian muncul wawancaranya dengan sejumlah media asing dimana dengan tegas beliau menyatakan disini bahwa telah belasan kali dia mengatakan siap menerima apapun hasil yang diputuskan KPU, sementara rivalnya tidak pernah sedikitpun mengatakan akan legowo.
Dan saat hasil resmi KPU diumumkan, lagi-lagi beliau menyatakan hal lain ini, menarik diri dari pesta demokrasi yang menurutnya telah dinodai kecurangan yang masif,sistematis,dan terstruktur.
Setelah proses penarikan dirinya dan penetapan rivalnya sebagai presiden terpilih versi KPU, timnya pun bersepakat mengajukan gugatan ke MK ini. Ya, menggugat. Beliau telah belasan kali menyatakan legowo, lalu menarik diri dari kompetisi, dan sekarang mengajukan gugatan terhadap hasil pemilu yang tidak diakuinya. Apakah anda baik-baik saja Pak ?
Selanjutnya saat bertarung di MK, yang menjadi menarik buat saya adalah, gugatan yang anda tujukan kepada KPU, lembaga negara yang notabene menjadi penyelenggara pemilu, bukan Jokowi-JK sebagai pemenangnya. Ini halnya Argentina menggugat FIFA karena telah memenangkan Jerman sebagai juara Piala Dunia 2014. Apakah anda masih baik-baik saja Pak?
Seperti halnya pertandingan Jerman versus Argentina yang dapat disaksikan dengan mata-kepala sendiri di tv nomor satu pendukung anda, saya melihat bahwa KPU telah memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia untuk meneliti sendiri form C1 dari TPS seluruh Indonesia. Bagi saya ini adalah salah satu bentuk pengawalan terbaik dimana rakyat sendiri yang menjadi wasit jalannya suara-suara itu dari daerah ke pusat.  Sedangkan klaim kemenangan yang dilakukan oleh kubu anda, apa bukti yang bisa dilihat dengan mata-kepala kami sendiri? Apa bukti kecurangan yang masif, terstruktur, dan sistematis yang bisa disaksikan oleh orang-orang yang tidak bisa datang ke MK? Sedangkan disini bisa dilihat betapa masif, tidak sistematis, dan tidak terstrukturnya laporan gugatan yang diberikan kepada MK. Bagaimana mungkin mengklaim kemenangan berdasarkan hasil survei sendiri, penjaringan data sendiri, pengolahan data sendiri, bahkan data yang telah terbit beberapa hari sebelum pemilu ini? Apakah anda masih tetap baik-baik saja pak?
Dan mendekati sidang perdana MK, dukungan pun terus mengalir bagi anda di Rumah Polonia. Mulai dari yang menyebut anda titisan (atau titipan) Allah disini, sampai yang mendesak Allah agar berpihak pada kemenangan anda disini. Bahkan dengan tegas mereka mengatakan akan turun melakukan mahkamah rakyat kalau sampai MK salah memutuskan. Apa anda pernah melihat berbagai komentar masyarakat di video-video tersebut? Atau yang ini dan ini misalnya ? Melihat begitu cintanya pendukung anda terhadap anda itu, apakah anda tetap merasa baik-baik saja?
Terakhir disini, dalam sidang perdana MK, anda berorasi bahwa pendukung anda adalah 62% partai peserta pemilu tahun ini. Apakah dengan dukungan partai sebesar itu anda yakin pasti otomatis menang? Anda juga menyayangkan tidak adanya dukungan suara bagi anda di daerah-daerah yang tidak anda sebutkan, bahkan mengatakan demokrasi Indonesia hanya terjadi di daerah komunis dan fasis. Lantas jika benar KPU securang itu, lalu bagaimana dengan kekosongan suara rival anda di Madura? Bagaimana mungkin lembaga berpaham fasis dan komunis mengijinkan adanya lebih dari 1 calon dan memperbolehkan pengajuan gugatan? Kenapa tidak terang-terangan seperti ini saja ?
Pertanyaan ini sungguh menggelitik saya berulang-ulang pak! Bapak Prabowo dan Hatta yang terhormat, apakah anda benar-benar baik saja? Apakah anda tetap baik-baik saja menyaksikan berbagai pemberitaan tentang sikap anda sendiri utamanya di media sosial?
Saya percaya, bapak berdua adalah negarawan sejati, coba sekali-sekali lihat kaskus, youtube, twitter, dan facebook, jangan cuma pkspiyungan. Coba sekali-sekali dengar pernyataan Mahfud MD yang ini, ini, ini, dan ini. jangan cuma Fadli Zon yang suka blunder dan Fahri Hamzah yang suka ngomong sinting. Mungkin kalau anda sudah lihat dengan mata-kepala sendiri, anda bisa berkata, Apakah kalian baik-baik saja wahai pendukungku?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H