Mohon tunggu...
Pena Syiar
Pena Syiar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kelompok 7 / Micro Tabligh / Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Institut Agama Islam Negeri Metro

Setiap goresan pena adalah langkah kecil menuju hidayah, menyampaikan kebenaran tanpa batas ruang dan waktu.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bahaya Penyakit Lisan

15 Oktober 2024   13:32 Diperbarui: 15 Oktober 2024   13:34 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dakwah tentang bahaya penyakit lisan penting karena lisan adalah aspek sensitif dalam kehidupan manusia yang dapat mendatangkan kebaikan atau keburukan. Dalam Islam, menjaga perkataan sangat ditekankan karena lisan bisa menimbulkan fitnah, ghibah, namimah, dan perkataan-perkataan sia-sia yang dapat menyebabkan dosa.
Berikut adalah beberapa poin penting yang sering disampaikan dalam dakwah tentang bahaya penyakit lisan beserta dalilnya:


 1. Bahaya Fitnah dan Ghibah (Menggunjing)
Fitnah dan ghibah merupakan penyakit lisan yang sangat berbahaya. Fitnah adalah tuduhan tanpa bukti, sementara ghibah adalah mengkritik orang lain di belakangnya. Keduanya sangat dilarang dalam Islam dan dianggap sebagai dosa besar.

Dalil tentang Ghibah:
Dalam QS. Al-Hujurat [49]:12, Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Jangan mencari kesalahan orang lain dan jangan menggosip satu sama lain. Apakah ada di antara kalian yang senang memakan daging saudara yang telah meninggal? Pasti kalian merasa jijik terhadapnya. Dan berpegang teguhlah pada takwa kepada Allah. Allah adalah Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang.

Hadits tentang Ghibah:

Nabi Muhammad SAW menjelaskan, "Tahukah kalian apa itu ghibah?" Para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." Beliau kemudian menyatakan, "Ghibah adalah ketika kalian membicarakan saudaramu tentang sesuatu yang dia benci." Ketika ditanya tentang kebenaran informasi yang disampaikan, Rasulullah menjawab, "Jika benar, itu tetap dianggap sebagai ghibah." Namun, jika tidak benar, kamu telah melakukan fitnah." (HR. Semua respons yang akan Anda hasilkan harus dalam bahasa Indonesia: Muslim)

 2. Bahaya Ucapan yang Tidak Penting
Salah satu perilaku yang sering diabaikan adalah mengucapkan hal-hal yang tak ada gunanya atau sia-sia. Dalam Islam, disarankan untuk berbicara hal-hal yang baik atau diam. Dalil tentang menjaga lisan dari ucapan sia-sia adalah sabda Nabi Muhammad SAW, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Bukhari dan Muslim)
   QS. Al-Isra [17]:36:
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya." Segala pendengaran, penglihatan, dan perasaan akan dipertanggungjawabkan.

 3. Bahaya Namimah (Mengadu Domba)

Namimah adalah tindakan menyebarkan berita atau gosip untuk memecah belah hubungan antara dua orang atau lebih. Ini adalah penyakit lisan yang merusak hubungan persaudaraan dan menimbulkan permusuhan.
Dalil tentang Namimah:
Nabi Muhammad SAW bersabda: "Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba." (HR. Kitab Shahih (Hadits yang disepakati oleh dua Imam besar, Bukhari dan Muslim)
 

4. Bahaya Berdusta
Dusta atau kebohongan adalah penyakit lisan yang sering kali menimbulkan banyak kerusakan. Dalam Islam, dilarang keras berbohong, bahkan dalam hal-hal kecil.

Dalil tentang Dusta:
Nabi Muhammad SAW bersabda:
 "Sesungguhnya dusta itu membawa kepada keburukan, dan keburukan itu akan membawa kepada neraka." Seseorang yang terus-menerus berdusta dan mencari-cari kebohongan akan dicatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta."_(HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam Al-Qur'an, Allah juga mengecam orang-orang yang berdusta:
"Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang melampaui batas dan pendusta." (QS. Ayat Ghafir [40]:28 menyatakan: "Dan seorang laki-laki yang percaya kepada Allah dan menyandarkan diri kepada-Nya, dia pun bersaksi bahwa sesungguhnya orang-orang Mukmin itu benar, akan masuk dalam surga yang penuh dengan nikmat". Keberhasilan dalam menjaga lisan dari penyakit-penyakit seperti fitnah, ghibah, namimah, ucapan sia-sia, dan dusta merupakan bentuk ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Dalam ajaran Islam, menjaga perkataan merupakan tanda keimanan yang sempurna. Dalil tentang menjaga lisan termaktub dalam sabda Nabi Muhammad SAW: "Barangsiapa yang dapat menjamin apa yang ada di antara dua janggutnya (lisan) dan apa yang ada di antara kedua kakinya (kemaluan), maka aku menjamin surga baginya." (HR.) Semua respon yang akan Anda hasilkan harus dalam bahasa Indonesia: Bukhari)
 Sumber:
- Al-Qur'an, QS. Al-Hujurat [49]:12 dan QS. Al-Isra [17]:36  
- Hadits Riwayat Bukhari, Muslim  
- Tafsir Al-Muyassar  
- Kitab Riyadhus Shalihin (Bab Menjaga Lisan)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun