Dakwah sering memberikan panduan dan pemahaman kepada individu untuk mengatasi perasaan insecure dan menggantikannya dengan rasa syukur. Dalam Islam, konsep ini sangat erat kaitannya dengan keimanan dan penerimaan atas ketentuan Allah (qadar). Berikut beberapa cara dakwah dapat mengubah perasaan insecure menjadi bersyukur:
Pemahaman tentang Takdir (Qadar) dan Ketetapan Allah Â
Islam mengajarkan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup manusia adalah bagian dari ketetapan Allah. Perasaan insecure sering muncul karena membandingkan diri dengan orang lain atau merasa tidak puas dengan diri sendiri. Dakwah mengajarkan bahwa segala sesuatu telah diatur oleh Allah dengan hikmah-Nya. Manusia diharapkan bersyukur atas apa yang dimiliki. Semua tanggapan yang Anda hasilkan harus dalam Bahasa Indonesia: Dalam QS. Dalam Quran surat Ibrahim ayat 7, Allah berfirman:
 "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." Menyadarkan tentang Nikmat Allah
Salah satu fokus utama dakwah adalah mengingatkan manusia untuk selalu menghitung dan mengingat nikmat Allah yang sering kali terlewatkan karena fokus pada kekurangan diri. Dakwah membantu mengarahkan pikiran untuk lebih fokus pada apa yang sudah dimiliki daripada yang belum. Seperti yang disebutkan dalam QS. An-Nahl 16:18, "Jika kamu menghitung nikmat Allah, kamu tidak akan bisa menghitungnya." Allah sungguh Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Dakwah juga mengajarkan betapa pentingnya kesabaran dan keridhaan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Ketika seseorang dapat bersabar dan menerima ketentuan Allah dengan lapang dada, perasaan insecure bisa berkurang. Dakwah sering memberikan motivasi bahwa setiap ujian adalah sarana untuk meningkatkan iman dan mendekatkan diri kepada Allah, sehingga perasaan syukur menggantikan kekhawatiran atau rasa rendah diri. Meningkatkan Keimanan dan Ketergantungan kepada Allah
Dakwah yang menyentuh hati akan membantu seseorang meningkatkan keimanannya. Dengan keyakinan yang kokoh, seseorang akan lebih yakin bahwa semua hal di dunia ini hanya bersifat sementara, dan yang terpenting adalah hubungan dengan Sang Pencipta. Keimanan yang kuat akan membantu seseorang bersyukur dan menerima diri apa adanya, karena semuanya merupakan bagian dari rencana Allah. Sumber utama pemahaman ini berasal dari Al-Qur'an dan hadits yang menekankan pentingnya rasa syukur, kesabaran, dan keyakinan pada takdir Allah.Â
 Beberapa referensi seperti QS. Ibrahim [14]:7 dan QS. Ayat An-Nahl [16]:18
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H