Mohon tunggu...
Rahmat Ars
Rahmat Ars Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Alasan Sesungguhnya Turki Menembak Pesawat Rusia

28 November 2015   20:41 Diperbarui: 28 November 2015   20:55 990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan blunder fatal yang tidak hanya berdampak bagi Turki namun berdampak bagi semua pihak yang terlibat dalam konflik Suriah. Dalam dunia militer, tidak mungkin seorang pilot pada masa damai berani menembak jatuh pesawat tempur negara lain yang memiliki kekuatan militer besar tanpa perintah dan persetujuan petinggi politik dan militer di negara tersebut. Nekat dan bodohnya Erdogan sebab ia berani "merencanakan" penembakan pesawat militer Rusia. Dalam hal kualitas, kuantitas, dan pengalaman tempur Rusia jelas berada di atas Turki. 

Apa benar direncanakan? Ya, patut untuk meyakini bahwa tindakan tersebut sangat terencana dan disengaja. Alasannya adalah pesawat tempur yang beroperasi di Suriah Utara hanya pesawat tempur Rusia yang melakukan patroli udara dan pengeboman, serta drone Amerika yang melakukan pengamatan. Rusia telah menyerahkan rute penerbangan pesawatnya pada Amerika dan Amerika sangat mungkin dan seharusnya juga menyerahkan rute tersebut pada Turki.

Hanya berselang sehari setelah penembakan pesawatnya sistem pertahanan udara S-400 telah disebar oleh Rusia di Suriah. Kehadiran S-400 mengkover 1/3 wilayah udara Turki. Dua hari berikutnya kapal Jelajah Moskwa juga di geser sedikit ke utara. Kapal jelajah Moskwa sendiri juga mengankut sistem udara S-300 versi maritim, kolaborasi S-400 dan Kapal Jelajah Moskwa mengkover lebih dari 1/2 wilayah udara Turki.

Dampaknya?

Sangat fatal dan merugikan, bukan hanya bagi Turki tapi juga Amerika dan sekutu Eropanya. Sehari setelah penembakan Su-24 Rusia kini tidak ada lagi pesawat Turki dan Amerika yang mengudara di langit Suriah. Setelah Rusia menempatkan sistem pertahanan rudal S-400 di Suriah, serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat ke Suriah menghilang. Tidak ada satupun serangan yang dilakukan, padahal sehari sebelumnya mereka masih melakukan sedikitnya 18 kali serangan udara ke berbagai target.

Turki sendiri telah menghentikan misi di Suriah guna mendukung kampanye udara internasional melawan ISIS.

Rusia jelas masih menakutkan bagi Amerika apalagi negara sekelas Turki.

Lantas apa motivasi Erdogan menembak jatuh pesawat Rusia? Ada banyak hal

  1. Turki merasa terganggu dengan ulah Rusia yang membombardir ISIS yang sebenarnya memiliki visi yang sama dengan Erdogan, yakni ingin menggulingkan Bashar Al Assad. Bahkan Turki diyakini sebagai slah satu pihak yang mendukung ISIS. Bukan rahasia jika ISIS adalah sekutu Erdogan, bahkan salah satu putra Erdogan secara terang-terangan memperlihatkan fotonya bersama tiga pemimpin senior ISIS.
  2. Penembakan terjadi hanya sehari setelah Rusia menghancurkan ratusan mobil tanki ISIS yang membawa minyak curian dari Suriah dan Irak ke Turki. ISIS telah lama mengandalkan penyelundupan minyak ke pasar gelap di Timur Tengah, sebagai sumber dana mereka. Turki, dituduh sebagai negara yang membeli minyak ISIS. Nilainya bahkan perkiraan mencapai US$ 50 juta per bulan. 

  3. Turki ingin menarik diri dari koalisi yang internasional yang menyerang ISIS. Turki butuh alasan kuat untuk menarik diri dari Suriah sekaligus menciptakan citra bahwa Turki bukan pendukung ISIS. Kecil kemungkinan bagi Suriah menciptakan konfrontasi terbuka dengan Turki. Untuk itu Turki perlu memancing Rusia. Kehadiran S-400 Rusia dapat dipandang sebagai alasan tepat bagi Turki untuk menarik diri dari koalisi internasional anti ISIS.

Penghentian penerbangan pesawat Amerika juga dapat dibaca sebagai sinyal melemahnya kekuatan militer negara tersebut. Amerika tidak siap untuk melakukan konfrontasi langsung dengan Rusia. Perlahan tapi pasti dominasi militer Amerika kini mulai memudar. Disaat bersamaan Rusia muncul sebagai pemain baru. Walau kehilangan satu pesawat tapi kini Rusia merasakan keuntungan signifikan. Rusia tidak perlu lagi berbagai wilayah udara Suriah dengan Turki dan negara lain.

Kini Rusia dapat sesuka hati melakukan pengeboman di wilayah manapun di Suriah. Tidak ada lagi penyeimbang dalam hal penguasaan udara di langit Suriah. ISIS kini dapat menjadi target pesawat tempur Rusia dimanapun dan kapanpun. 

Sebuah kerugian besar bagi Amerika dan Turki sebab kini daya tawar mereka makin menurun pasca kehadiran persenjataan terbaru Rusia. Disaat yang bersamaan Rusian dan Suriah kini mulai merasakan berkah di balik tindakan bodoh Erdogan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun