Mohon tunggu...
Misbahuddin Hasan
Misbahuddin Hasan Mohon Tunggu... Petani -

menulis selalu memberikan sensasi tersendiri. Mari membiasakan diri untuk menulis. jangan biarkan hikmah yang terkandung dalam perjalanan hidup terabaikan begitu saja. ayo berbagi cerita. menuangkan hikmah perjalanan hidup dalam bentuk tulisan akan mengabadikan nama kita. Blog: http://www.penapancasila.top

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rindu Ayah (Versi Cerpen)

25 Maret 2016   16:44 Diperbarui: 25 Maret 2016   16:45 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari itu seakan aku menjadi pemeran iklan yang menikmati hari bahagia bersama lelehnya coklat di lidahku. Oh bahagianya!

Aku pulang dengan senyum lebar. Bersyukur atas kebahagiaan yang diberikan tuhan hari ini.
 Kurebahkan tubuh ini di tempat yang paling kucintai. Kasurku. Aku ingat saat itu aku masih tersenyum. Kemudian suara ketukan pintu mengganggu senyumanku. Aku bangkit dan bertanya, “siapa ya?”, suara dari seberang pintu menjawab lembut, “mama nak..”
 Ku buka pintu, aku masih dalam senyumanku. Ingat! Masih dalam senyuman.

baca lanjutannya di sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun