Tagar #prayformasamba masih menghiasi trending topic Twitter hingga Rabu pagi, 15 Juli 2020, menyusul banjir bandang yang terjadi di kecamatan Masamba, kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Data Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Makassar mencatat 13 orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia akibat banjir tersebut. Jenazah korban banjir telah dievakuasi petugas ke Rumah Sakit Umum Daerah Masamba dan Rumah Sakit Hikmah.
"46 orang lainnya dinyatakan hilang, masih dalam pencarian oleh tim gabungan," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Makassar, Mustari, dikutip Kompas.com pada Selasa, 14 Juli 2020.
Menurut keterangan tribratanewspolresluwuutara.com, penyebab terjadinya banjir bandang adalah curah hujan tinggi sejak Minggu malam, 12 Juli 2020. Personel Polsek Masamaba, Polres Luwu Utara, Aipda Iksan, mengungkapkan hujan deras terjadi dari pukul 20.00 WITA sampai Senin dini hari pukul 01.00 WITA, yang mengakibatkan meluapnya sungai Masamba.
Akibatnya, beberapa wilayah tergenang banjir dengan ketinggian hingga 1 meter. Namun sekitar pukul 01.30 ketinggian air tampak surut sekitar 50 centimeter.
Pada Senin malam, 13 Juli 2020, banjir kembali meninggi menyebabkan ratusan rumah terendam air dan lumpur serta sejumlah warga dilaporkan meninggal dan hilang.
"Air sungai meluap. Kejadiannya sesudah salat Isya. Air terus naik dan merendam rumah warga. Air ini bercampur lumpur," kata Amiruddin, Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Luwu Utara, Selasa dini hari, seperti dikutip Liputan6.com.
Berdasarkan informasi yang diterima Liputan6.com, pada pukul 20.15 WITA, volume air dari bantaran sungai Masamba sempat meluap namun luapannya tidak begitu besar. Lalu sekitar pukul 20.45 air mulai surut sehingga warga yang sebelumnya menyelamatkan diri kembali ke rumah mereka masing-masing untuk membersihkan sampah yang masuk ke dalam rumah.
Tiba-tiba pada pukul 21.00, sungai Masamba kembali meluap dengan volume luapan air yang besar, diperkirakan mencapai 4 meter. Akibatnya sejumlah warga pun terjebak di dalam rumah mereka. Hujan mulai reda pada pukul 22.45 dan air surut pada Selasa dini hari sekitar pukul 01.00.
Petugas gabungan dari pemerintah kabupaten, BPBD, Basarnas, PMI, Tim Sar Brimob, TNI, dan Polri dikerahkan untuk melakukan evakuasi dan penanganan banjir.
"Sejak kejadian tadi malam tim sudah turun mengevakuasi dan mendata korban. Hanya saja kami terkendala dengan jaringan komunikasi sehingga koordinasi antartim berjalan apa adanya. Selain itu rubuhnya tiang listrik menyebabkan terjadinya pemadaman," kata Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani.