"Masyaallah, Bang! Ini beneran segini banyak?" tanya Leni dengan sepasang netra yang terbelalak. Takjub.
"Beneran, Dek. Itu hasil tabungan yang Abang sisihkan khusus. Sebagian juga dapat dari rezeki yang tak terduga. Proyek desain apartemen Abang sama kawan-kawan kemarin deal. Langsung cair, alhamdulillah. Kalau mau, besok kita langsung ke dealer buat milih mobil."
Leni memeluk Irwan. "Terimakasih Abang. Adek terharu ...." Leni malah menangis sesenggukan.
"Sudah-sudah ...." Irwan melingkarkan lengan kirinya di punggung Leni dan mengusap kepala Leni dengan tangan sebelah kanan. "Ini juga berkat kesabaran, ketangguhan, dan doa-doa Adek untuk Abang."
Leni merenggangkan pelukan. "Abang, mobilnya beli yang biasa aja, nggak perlu terlalu bagus. Atau beli second tapi yang oke."
"Hah? Kan uangnya masih cukup buat beli yang gress, Dek."
"Takut biaya perawatan dan pajaknya gedhe, Bang." Leni nyengir. Tawa Irwan pun keluar tak tertahankan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H