Mohon tunggu...
Sarmini
Sarmini Mohon Tunggu... Guru - S1 Pendidikan, S2 Pendidikan, S3 MSDM

Praktisi Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Willpower Perjuangan dalam Pendidikan, Persepsi Pemuda Rantau Asal Assoyelipele, Walesi, Wamena

15 September 2020   13:38 Diperbarui: 15 September 2020   13:48 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sekolah dasar tersebut satu berupa YPPK dan satunya berupa MI (Madrasah Ibtidaiyah). sedangkan sekolah menengah pertama di distrik ini berupa MTs (Madrasah Tsanawiyah). Dan dikarenakan di Walesi tidak ada Sekolah Menengah Atas maka yang mau melanjutkan pendidikannya pasti harus keluar daerah, atau bahkan keluar pulau.

Anak-anak muda perantau asal Walesi ini luar biasa. Berbicara banyak tentang arti pendidikan, semangat perjuangan hidup dan berbicara tentang cita-cita dengan sangat fasih, sangat berbeda dengan saat kedatangan mereka pertama kali di bumi Melayu, khususnya tempat mereka tinggal dan mencari ilmu saat ini, yaitu Batam.

Yang saat itu tahun 2018 di antar dan didampingi ibu asuhnya sekaligus gurunya yaitu Ibu Anggi Fatimah Siregar. Di mana Ibu Anggi sudah menjadi guru di walesi selama sekitar 3 tahun, dan akhirnya menjadi fasilitator anak-anak tersebut melanjutkan pendidikannya di Batam, tempat tinggal Ibu Anggi.

Ibu Anggita Fatimah Siregar sendiri juga luar biasa sebagai seorang yang memperjuangkan kelangsungan proses pembelajaran mereka agar tidak terputus sekolah anak-anak ini. Beliau sering mengkomunikasikan berkaitan dengan dana pendidikan anak-anak dengan sekolah, instansi atau lembaga-lembaga amil zakat.

Perjuangan yang tidak mudah tentunya. Karena tidak semua sekolah mampu dan bersedia memberikan beasiswa terhadap anak-anak tersebut. Beruntung 4 anak yang bersekolah di SMA Islam Nabilah mendapatkan beasiswa sehingga mereka dapat nyaman menyelesaikan pendidikannya hingga lulus. Sehingga hal tersebut dapat meringankan beban ibu asuhnya.

Berbicara tentang pendidikan, anak-anak muda Walesi ini sangat antusias. Setelah lulus tahun ini dari jenjang Sekolah Menengah Atas dan sebagian Sekolah Menengah Kejuruan, mereka bertekad ingin terus melanjutkan di jenjang Perguruan Tinggi dan akhirnya mereka diterima di Kampus Abdullah Sahid Batam, dengan jurusan S1 Bahasa Arab, kemudian di Institut Kesehatan Harapan Bunda, S1 Jurusan Ahli Gizi, lalu di Stikes Awal Bross, S1 jurusan Keperawatan, serta 2 diantaranya masih melanjutkan perjuangannya masuk ke Politeknik Batam. Sementara Hatiq masih harus melanjutkan naik ke kelas 3 di SMA Islam Nabilah Batam.

Diharapkan pendidikan anak-anak ini dapat berkesinambungan, dan lancer hingga lulus, hal ini dikarenakan pasti dana yang dibutuhkan anak-anak di perguruan Tinggi jauh lebih banyak lagi dan ibu asuhnya, yaitu ibu Anggi terus berjuang mendapatkan beasiswa dari berbagai lembaga.

Berbicara tentang pendidikan dan perjuangan mereka ketika melewati banyak tantangan, semangat dan motivasi yang luar biasa tampak jelas dari anak-anak muda ini. Karakter masyarakat Walesi yang terkenal dengan semangat juangnya yang luar biasa mereka bawa hingga dalam perjuangan di rantau.

Mendapatkan ilmu dengan banyak keterbatasan dana, tantangan tentang bahasa yang pada saat itu anak-anak Walesi ini belum dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar ( sesuai kreteria tata bahasa Indonesia ) karena sering terbalik-balik susuanan pola kalimatnya bila berbicara, tidak dijadikan sebagai halangan mereka meraih prestasi.

Kekuatan meraka juga sangat nampak pada nilai keagamaan mereka yang kuat dalam beribadah, sholat , mengaji, dan hafalan, sehingga ini menjadi modal yang luar biasa dalam perjuangan menggapai pendidikan mereka.

Pendidikan menurut mereka mutlak harus dicapainya. Mereka mempunyai motto tidak akan pulang tanpa dibawa kesuksesan di tangan mereka. Wawasan yang luas mereka dapatkan dari belajar yang tekun di sekolah ataupun di rumah, dengan didikan yang sangat disiplin dari ibu asuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun