Mohon tunggu...
Moses D. Langoday
Moses D. Langoday Mohon Tunggu... Penulis - PenaLiterasi

Tajam & Berimbang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Epistemologi

14 Juni 2020   02:40 Diperbarui: 14 Juni 2020   04:00 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia adalah bagian  dari alam. Oleh sebab itu ia hidup dalam lingkungan alam. Alam menyediakan alat kebutuhan hidup bagi manusia. Dalam hidup, manusia bersama dengan manusia lain , maka ia merupakan mahkluk sosial , artinya individu yang tidak dapat hidup sendiri. Ia membutuhkan manusia lain dalam menanggapi gejala dan peristiwa alam , Pada awalnya manusia bersifat reaktif terhadap gejala peristiwa alam dan sosial. Kemudian berkembang memiliki kemampuan merekayasanya.

Pengetahuan manusia tidak tidak berheti pada suatu batas , tetapi akan berkembag ke batas yang lain sejalan dengan praktek manusia yang tidak akan berhenti pada suatu batas , tetapi akan berkembang ke batas yang lain. pengetahuan dan praktek manusia itu berkembang dan selalu berkembang berdasar gerak materi yang terus menerus berkembang tanpa henti. 

Pengetahuan yang makin luas dan makin tinggi itu akhirnya bisa menggali dan menjelaskan segala sesuatu yang ada secara objektif

KEBENARAN.

Berbicara mengenai kebenaran tentu banyak dari kita menyatakan bahwa kebanaran adalah sesuatu yang terjadi sesuai dengan keadaaan objektif yang artinya sesuai dengan kenyataan dan kebenaran yang subjektif yang masih bersifat sementara sehingga bisa saja berubah bersadarkan ruang dan waktu.

Hakikatnya suatu kebenaran itu tergantung kepada manusia yang mencerminkan. Bagi yang menyatakan bahwa kebenaran itu bersifat subjektif artinys mereka memandang ide itu primer dan materi itu sekunder, begitupula sebaliknya yang menyatakan kebenaran itu objektif memandang bahwa materi itu primer dan ide itu sekunder. Seringkali perdebatan-perdebatan semacam ini saya temukan di ruang-ruang diskusi bahkan debat kusir sekalipun. Saya dapat menyimpulkan bahwa kebenaran adalah masalah ilmu. Hanya ilmu yang berhak berbicara tentang kebenaran , karena dalam dunia ilmu , apa yang di pikirkan oleh manusia harus bisa diverifikasi dengan fakta.  Kebenaran ilmu boleh dijungkirbalikan atau dihapuskan , jika apa yang dipikirkan tidak sesuai dengan kenyataan objektif.

"Kebenaran ilmu selalu berkembang maju mengikuti perubahan dan perkembangan kondisi objektif."

KEBUDAYAAN.

"Manusia mencipta dan dicipta oleh kebudayaan."

manusia mencipta kebudayaan artinya manusia mampu mencipta berbagai macam teori dan berbagai macam alat kerja. Manusia dicipta kebudayaan artinya manusia belajar dari teori generasi sebelumnya dan menggunakan alat kerja generasi sebelumnya.  Belajar dari teori generasi sebelumnya berarti manusia akan mengadopsi teori yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari dan masa depan mendatang bagi generasi sebelumnya. Manusia mampu mencipta budaya terbukti dari pengalaman praktek mampu mencipta teori dan alat kerja serta alat pemenuhan kebutuhan hidup. Dengan demikian hakikatnya manusia sebagai subjek budaya dan sekaligus objek budaya.

sebagai subjek budaya kita memiliki kecerdasan dalam berinteraksi dengan lingkungan. Namun perlu kita ingat bahwa meskipun memiliki berbagai kecerdasan  , tetapi kita hanyalah mahkluk yang terbatas , karena kondisi objektif alam dan sosial sangat luas sehingga tidak seluruhnya di jangkau oleh indra dan otak. oleh sebab itu kita harus menyatukan pengalaman dan pengetahuan dengan generasi berikutnya untuk dijadikan pengalaman dan pengetahuan kolektif sebagai pedoman berpikir dan bertindak.

Pemimpin ( entah itu pejabat pemerintah atau siapapun juga)  harus sadar akan keterbatasan yang kita miliki dalam bidang kehidupan. Maka jika mejadi seorang pemimpin harus belajar sepanang waktu ke rakyat. karena mereka memiliki pengalaman dan pengetahuan lebih banyak . Sebagai seorang pemimpin harus mendengar kata hati rakyatnya dan harus mengetahui perasaan , pikiran , dan kepentingan rakyat , kemudian dijadikan garis pimpinan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun