Mohon tunggu...
Pena Likurai
Pena Likurai Mohon Tunggu... Guru - Media Ayat-Ayat Kehidupan

Menulis adalah abadi

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Sebuah Pengantar Buku Antologi Puisi Tim Sahabat Pena Likurai

25 April 2020   12:41 Diperbarui: 25 April 2020   12:57 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hidup memang bisa jadi sebuah puisi. Asal kau tak lupa pada janji"

Puja dan puji syukur atas berkat dan kuasa Tuhan yang selalu hadir menemani para penulis hingga terciptanya Buku Antologi Puisi Tim Sahabat Pena Likurai "HDUP ITU PUISI dan Sajak-Sajak yang Terlempar di Tengah Kampung".

Buku antologi ini terdiri dari 34 penulis dari berbagai daerah di Indonesia. Para penulis hadir dengan berbagai kreativitasnya masing-masing dalam mengolah setiap diksi yang disajikan. Tentunya ini menarik untuk dibaca. Saya selaku kurator dari buku ini sangat terkesan dengan bakat-bakat yang datang dari berbagai jenis kalangan. Ada penyair yang masih duduk di bangku SMA, perguruan tinggi, dan ada pula dari para guru, swasta, para pecinta literasi, dan lain sebagainya.

Terciptanya buku antologi puisi ini awalnya dari hasil pemikiran Pena Likurai melalui "Sahabat Pena Likurai". Di mana mencari solusi untuk bagaimana cara mengembangkan kreativitas para generasi muda. Tentunya cara tersebut salah satunya adalah dengan menulis. Berbagai fenomena yang terjadi di sekitar kita hanya bisa dikenang dengan sebuah catatan yang tertulis.

Jejak mulanya adalah Pena Likurai membuat berbagai tema di beranda dengan pertanyaan-pertanyaan yang khas "Apa Kata "MEREKA" Tentang (Senja, Cinta, Kenangan, Kehidupan, dan lainnya). Dari sinilah muncul berbagai tanggapan yang menyenangkan untuk di abadikan. Dan pada akhirnya tercipta sebuah buku antologi ini.

Para penulis merasa sangat senang dan tertarik dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Salah satu penulis mengatakan "bersama Pena Likurai, kita dapat mengembangkan hasil pemikiran kita. Maju terus untuk menghidupkan puisi-puisi". Pena Likurai akan terus memacu para generasi "zaman now" dengan menghasilkan sesuatu bagi orang lain. Membuat puisi bukan tentang sebuah khayalan, tetapi tanggap terhadap setiap peristiwa yang terjadi.

Pena Likurai mengajak kita semua untuk terus menghidupkan puisi. Dan pada kesempatan ini patut mengucapkan terima kasih kepada para penulis, penerbit, dan semua pihak yang terlibat dalam proses tercapainya buku ini. Semoga buku ini membawa suasana yang baru dalam aktivitas keseharian kita. Berbagai saran dan kritik yang membangun ditunggu untuk menuju titik kebenaran. Tetaplah semangat dalam menulis. Mari menunggu proses penerbitannya.

Salam rinduku dalam literasi selalu dan terima kasih.                

"Hidup memang bisa jadi sebuah puisi. Asal kau tak lupa pada janji".

Batas Kota, 22 April 2020
                                                 

(Pena Likurai)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun